KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Kepala Kampung Long Beliu, Benyamin menuturkan, mayoritas masyarakat kampung Beliu merupakan sebagai petani karet. sebagian besar masyarakat setempat mengandalkan perkebunan karet.
Namun, hingga saat ini perkebunan karet tersebut belum mendapati perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
Dirinya meminta Pemkab Berau untuk lebih memperhatikan nasib petani karet didaerahnya.
“Kebetulan dulu ada perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan karet. Sehingga kami juga merasa bahwa kalau kita lebih cenderung ke komoditas karet kita akan lebih berhasil,” tuturnya kepada Kaltimtara.id, Rabu (25/8/2022).
Benyamin menyebut, komoditas perkebunan karet di kampung Long Beliu mencapai angka 90 persen.
“Jadi rata-rata warga kami berkebun karet, selebihnya bertani komoditas lain,” imbuhnya.
Benyamin menilai, yang menjadi salah satu tantangan adalah pemasaran komoditas karet itu sendiri. Pasalnya, selama ini belum ada pemasaran di tingkat kampung.
“Jadi kami memasarkan keluar dari Kampung yaitu ke kampung Sido Bangen. Jadi semacam kerja sama dari pengurus. Lalu, yang mengurus secara mandiri terkait pemasaran ada dikampung,” ungkapnya.
Benyamin menjelaskan, untuk menampung hasil karet masyarakat itu, dikumpulkan dari pengurus Kampung yang kemudian dibawa keluar kampung atau pembeli dari luar yang langsung mengambil sendiri di kampung Long Beliu.
“Campur tangan pemerintah dalam memperhatikan petani karet sangat perlu. Tujuannya agar kesejahteraan petani karet dapat lebih terjamin,” ujarnya.
Dirinya berharap, Pemkab Berau dapat memperhatikan petani karet Kampung Long Beliu. Selain itu, fasilitas untuk mendorong kenaikan produksi karet juga sangat diperlukan.
“Harapan kami Pemkab Berau dapat memfasilitasi. Salah satunya bagaimana mengolah karet itu sendiri, sehingga umur dari karet bisa panjang. Lalu, dengan pemasaran hasil karet dikampung kami agar pemkab Berau maupun Dinas Perkebunan memberikan solusi,” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
Leave a Reply