KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Polres Berau menggelar forum diskusi FGD (Focus Group Discussion) dengan pembahasan antisipasi dampak penyesuaian harga BBM, yang digelar di Ballroom Hotel Bumi Segah, pada Rabu (7/9/2020).
Forum diskusi tersebut dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), mahasiswa, tokoh masyarakat dan agama, perwakilan dari ormas dan PT Pertamina.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Kapolres Berau, AKBP Shindu Brahmarya, SH, S.I.K. Dalam sambutannya, dirinya mengatakan, siap melakukan pengawasan serta pengawalan terhadap rencana bantuan sosial yang akan diberikan pemerintah pusat terhadap daerah.
Dirinya juga telah memerintahkan kepada jajarannya termasuk polsek agar dapat meningkatkan keamanan di sekitar SPBU untuk mencegah serta mengatur apabila terjadinya antrian panjang. Dan sejauh ini usai kebijakan telah ditetapkan, di Kabupaten Berau dinyatakan tetap kondusif serta tidak ada antrian yang dapat menganggu ketertiban masyarakat.
“Kami akan terus melakukan penindakan terhadap pelaku penimbunan BBM Subsidi. seperti minggu lalu, kita telah mengamankan sekitar 800 liter solar bersubsidi di wilayah pulau Derawan, dan juga kami akan terus melakukan penindakan untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga BBM Bersubsidi,” tuturnya.
Sindhu menghimbau kepada masyarakat, agar tidak perlu khawatir terhadap stok BBM karena akan selalu terpenuhi, serta masyarakat diharapkan tidak panik dan melakukan panic buying dengan membeli BBM diluar kebutuhan sehari hari.
“Untuk di Kabupaten Berau, ada sekitar 16 SPBU, secara merata semua SPBU rata-rata kondusif, tidak ada daerah yang menjadi titik spot merah, jadi kita hanya melakukan pemanantuan,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Berau Sri Juniarsih, dalam sambutannya mengatakan, ada tiga jenis BBM yang mengalami kenaikan, diantaranya pertalite yang semula Rp7.600 perliter menjadi Rp10.000 perliter, solar semula Rp5.000 perliter menjadi Rp6.800 perliter, dan pertamax yang semula Rp12.500 perliter menjadi Rp14.500 perliter.
“Kenaikan harga BBM ini biasanya turut berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, yang pada akhirnya menimbulkan gejolak di masyarakat. Untuk itu, momentum FGD ini kiranya ajang yang tepat bagi kita untuk bersama-sama merumuskan strategi dan kebijakan antisipasi yang tepat demi menghindari dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan sekaligus memberikan ketenangan bagi masyarakat,” tuturnya.
Bupati menjelaskan, penyesuaian harga BBM ini sejatinya sangat dilematis. Dimana satu sisi APBN kita akan tertekan jika BBM tidak dinaikkan, sementara jika harga BBM tidak dinaikkan, akan memicu inflasi dan angka kemiskinan yang lebih tinggi.
“Pemkab Berau akan senantiasa berupaya sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan mengeluarkan kebijakan terbaik, yang mudah-mudahan dapat meringankan beban masyarakat kita,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, mengingat pentingnya FGD ini, maka saya sangat mengharapkan partisipasi aktif dari para peserta sekalian. Dan saya berpesan kepada saudara-saudara agar mengikuti FGD ini dengan sebaik-baiknya.
“Mari kita berdiskusi dan bertukar pikiran demi terwujudnya kabupaten Berau yang kondusif dalam menyikapi dampak penyesuian harga BBM,” ucapnya.
Ia juga berharap, kegiatan FGD ini akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti dan bermanfaat bagi masyarakat, kerjasama dan dukungan dari seluruh perangkat daerah untuk terus bersinergi mewujudkan Kabupaten Berau yang tangguh ekonomi dan sejahtera.
“Marilah bersama-sama kita memberikan kontribusi terbaik terhadap pembangunan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Batiwakkal tercinta,” pungkasnya.
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
191 Comments