Baksos Berau Coal Bersama Yayasan Tzu Chi Sinar Mas, Operasi Katarak Gratis Untuk 142 Mata di Berau

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

 

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Dalam rangka mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat, PT Berau Coal berkolaborasi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, dan RSUD Abdul Rivai, mengadakan Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis untuk Masyarakat Berau Dan Sekitarnya. Kegiatan baksos ini berlangsung di RSUD dr. Abdul Rivai pada 14-15 Juli 2023.

Seremoni baksos ini turut dihadiri oleh Bupati Berau yang diwakili oleh Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno, Wakil Ketua 1 DPRD Berau Syarifatul Syadiah, Ketua Komisi 1 DPRD Berau Peri Kombong, Unsur Forkopimda, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Kaltim Kaltara dr. Eka Falentina Wati, Sp.M, dan beberapa lembaga lain di Kabupaten Berau.

Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono mengatakan bahwasanya bakti sosial ini merupakan kolaborasi bersama yang dijalankan melalui sinergi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, Pemda Berau melalui Dinas Kesehatan, dan RSUD dr. Abdul Rivai Berau.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat, semoga kebaikan yang kita jalankan dapat memberikan kemudahan dan keberkahan dalam kehidupan kita,” tuturnya.

Ia pun mengatakan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian bersama kepada masyarakat Berau dan sekitarnya terkhususnya para penderita katarak.

“Program ini merupakan bentuk kepedulian bersama kepada masyarakat Berau dan sekitarnya juga diharapkan ini dapat menjadi solusi bagi saudara-saudara kita yang terkena penyakit katarak,” ujarnya.

Ia pun mengatakan ini merupakan bentuk keseriusan serta komitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di Berau dan Kaltim.

“Perusahaan mendukung salah satu program pemerintah yakni membantu mengurangi angka katarak, meringankan beban masyarakat, mendorong percepatan pemulihan kesehatan, dan juga kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya Kabupaten Berau,” ucapnya.

Ia pun berharap program-program kolaborasi yang dilakukan bersama ini dapat terus dilaksanakan dengan melibatkan lebih banyak pihak.

“Saya berharap program kolaborasi seperti ini dapat terus terlaksana dan membawa semangat kebersamaan dan kebaikan yang lebih luas seperti yang kita lakukan hari ini,” harapnya.

“Kami pun berharap seluruh penerima manfaat dapat mengikuti proses-proses penanganan sehingga pemulihan dapat berjalan lancar dan efektif,” tambahnya.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebagai Non Government Organization (NGO) berdiri sejak tahun 1993, hingga saat ini telah memiliki kantor penghubung di 18 kota. Kegiatan yayasan ini terfokus pada amal, sosial, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan bencana, donor sumsum, pelestarian lingkungan, dan relawan. Dalam menjalankan misi Tzu Chi selalu berlandaskan pada cinta kasih dan selalu memegang teguh prinsip tidak membeda-bedakan sara.

Program baksos yang dilaksanakan di Berau tahun ini menunjukkan bahwa katarak merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan penanganan yang tepat. Tim medis yang melakukan proses screening berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan bekerja secara sukarela.

Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, Tawang Sotya Djati menjelaskan, bahwa penyakit mata katarak menjadi salah satu program prioritas yayasan karena tingkat kejadian yang tinggi di Bumi Pertiwi. Oleh karena itu, yayasan memberikan perhatian khusus terhadap fenomena penyakit ini.

“Tim medis terdiri dari 7 dokter spesialis mata dan 22 tenaga medis dari Jakarta, ditambah dengan sejumlah tenaga medis dari RSUD, Dinkes, pendamping puskesmas, dan relawan-relawan yang terlibat dari Berau. Alat medis juga telah didatangkan langsung dari Jakarta untuk mendukung kegiatan ini,” ungkapnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Berau, Halijah mengatakan bahwa telah diberikannya instruksi kepada seluruh puskesmas yang ada di kabupaten berau untuk menyeleksi pasien-pasien katarak yang ada di wilayah kerja masing masing sebelum dilakukannya operasi katarak.

“Dari yang sebelumnya ada sekitar 300 pendaftar, dan setelah dilakukannya penyaringan pada 8 Juli lalu ada sekitar 142 peserta yang bisa melakukan operasi katarak ini,” ujarnya.

Ia pun mengatakan dilakukannya penyaringan guna mengetahui mana yang bisa melakukan operasi dan tidak. Karena, jika katarak belum matang maka tidak dapat dilakukannya operasi.

“Rata-rata yang mendaftar berumur diatas 40 tahun dikarenakan pada saat usia ini lah lensa mata sudah mulai berawan,” ucapnya.

“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan kembali kedepannya agar semua pasien katarak yang ada di Kabupaten Berau mendapatkan penangan khusus seperti bantuan operasi,” harapnya.

Salah satu pasien Katarak, Malik mengatakan dengan adanya operasi gratis ini sangat membantu bagi para penderita katarak terkhususnya yang terkendala di biaya operasi.

“Sebagai penderita katarak, saya merasa sangat terbantu dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dengan adanya pelaksanaan operasi katarak gratis ini,” ucapnya.

“Dan Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar dengan pelayanan yang sangat memuaskan,” lanjutnya.

Ia pun berharap bakti sosial seperti ini dapat terus berlanjut dan dapat membantu lebih banyak orang lagi.

“Saya berharap bakti sosial seperti ini dapat terus berlanjut karena saya yakin kebaikan yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat akan dibalas oleh Tuhan,” pungkasnya.

 

Penulis : Dewi

Editor : Tim

kaltimtara tested

https://superpet.ru/