KALTIMTARA.ID, SAMARINDA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menegaskan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia belum berakhir. Bahkan memasuki 2022, Indonesia menghadapi tantangan varian Omicron yang penularannya lebih cepat empat kali lebih cepat. Sebagai contoh di eropa, seperti Inggris dan Perancis tren penularannya tinggi sekali.
“Tren kasus Omicron di negara kita Indonesia sampai saat ini 93 persen itu ada di Jawa dan Bali,” tegas Jokowi, sapaan akrab Presiden saat konferensi video dari Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Senin (7/2/2022).
Melihat fenomena tersebut, Jokowi meminta agar seluruh Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia agar semuanya meningkatkan upaya penanggulangan. Caranya adalah meningkatkan implementasi protokol kesehatan (prokes) dan terus menambah capaian vaksinasi COVID-19. Vaksin tahap 1, 2 dan 3, terutama bagi para lansia.
Dia percaya, dengan gotong-royong dan bersama-sama melalui manajemen yang baik, Indonesia bisa mengendalikan virus Corona dengan baik.
Instruksi orang nomor satu di Indonesia tersebut kali ini fokus pada upaya penanggulangan paling mendasar. Seperti mengejar target vaksinasi COVID-19 dibarengi dengan penyiapan fasilitas kesehatan di rumah sakit.
Sehinggaz saat ada pasien dirujuk, rumah sakit sudah siap. Menyiapkan kebutuhan oksigen hingga obat-obatan. Kemudian benar-benar mengendalikan mobilisasi masyarakat agar penularan COVID-19 dapat ditekan.
Kendati varian Omicron tidak terlalu berbahaya seperti varian Delta, namun hal itu diminta agar tak dianggap remeh. Seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim, merupakan daerah penyebaran paling tinggi. Dia tak ingin ada puncak gelombang penyebaran COVID-19 terjadi di negara ini.
“Sekali lagi, saya ingatkan percepatan vaksinasi COVID-19 itu penting di seluruh daerah di Indonesia. Terutama vaksinasi kepada para lansia. Berikutnya Satgas (penanggulangan COVID-19) yang ada, kembali menekankan pentingnya protokol kesehatan. Minimal pemakaian masker di lingkungan masyarakat,” tegas Jokowi.
Jokowi menyebut vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian Omicron, untuk menekan angka kematian. Artinya percepatan program vaksin dan meningkatnya capaian vaksinasi sangat menentukan. Terutama percepatan vaksinasi tahap kedua.
Menanggapi arahan Presiden RI Jokowi, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Wabup Kasmidi Bulang yang mengikuti konferensi video dari ruang Sungai Pinang 2, Hotel Bumi Senyiur, Samarinda mengaku akan segera menindaklanjuti arahan Jokowi. Bersama Forkopimda di Kutim, seperti Ketua DPRD Kutim Joni, Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko, Dandim 0909 Kutim Letkol CZI Heru Aprianto, Kajari Kutim Henriyadi W Putro dan perwakilan Danlanal Sangatta yang mengikuti kegiatan, Ardiansyah menegaskan akan segera melakukan rapat koordinasi. Melalui Satgas Penanggulangan COVID-19 Kutim.
“Jadi itu yang paling penting selain pemakaian masker dan vaksin (COVID-19),” tegas Ardiansyah.
Ardiansyah menjelaskan, saat ini hampir diyakini seluruh masyarakat bahwa setelah vaksin maka pasien terkonfirmasi virus Corona cenderung akan mudah sembuh. Melalui pengobatan mandiri maupun ke fasilitas kesehatan.
Melihat fakta tersebut, Bupati dengan yakin akan fokus pada percepatan program vaksinasi COVID-19 sembari selalu mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menerapkan disiplin protokol kesehatan.
“(Vaksinasi COVID-19) Ini yang paling kita kejar. Alhamdulillah untuk lansia di Kutai Timur saat ini kita masuk ke angka 63 persen (sasaran) vaksin satunya. Mudah-mudahan vaksin 2 dan 3 nanti bisa cepat meningkat,” harapnya.
Hal lain yang bakal segera dilakukan adalah memaksimalkan imbauan kepada masyarakat agar selalu memakai masker. Sebab saat ini pemakaian masker sering disepelekan. Seperti saat beribadah di rumah ibadah, hingga saat pertemuan-pertemuan.
Masyarakat harus memahami bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Ditanya soal rencana pembatasan kegiatan masyarakat, Ardiansyah mengaku menunggu instruksi Pemerintah Pusat. Namun dalam waktu dekat, ia akan mengevaluasi pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah.
“Untuk membatasi PTM terbatas di sekolah mungkin nanti juga akan kita lakukan. Informasinya kepada pihak sekolah, tapi kita mungkin Selasa depan rapat dulu sambil juga menunggu arahan dari Pusat. Karena untuk menyetop (PTM terbatas) ini juga belum ada. Namun beberapa kasus yang sudah ada memungkinkan kita untuk menyetop. Beberapa sekolah sudah melapor ada terkonfirmasi (COVID-19),” sebutnya.
Guna mencegah kerumunan dengan membatasi mobilitas masyarakat sudah dilakukan. Seperti pembubaran Expo UMKM lebih cepat dari jadwal. Apalagi Kutim dikategorikan zona merah penyebaran COVID-19. Selain PTM terbatas yang akan dievaluasi, acara resepsi pernikahan masyarakat juga akan ditinjau ulang. Sedangkan dari acara-acara atau kegiatan pemerintahan, Ardiansyah mengatakan akan melaksanakan sesuai dengan prosedur protokol kesehatan yang ada. Yakni dengan persentase 75 persen “work from office” dan sisanya menyesuaikan.
“Saya kira kita kembali normal, hanya persoalannya dengan kondisi (zona merah) begini kita tetap masih menunggu juga. Karena kita tidak bisa memutuskan sendiri, semoga dalam sepekan ke depan ada lagi instruksi Mendagri,” tutup Ardiansyah.
Penulis : Tim
Editor : Fairuz
Leave a Reply