Bupati Berau Sampaikan Program Blue Economy Berau di High Level Forum CTI-CFF 2024

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, MANADO – Ajang high level forum on Blue Natural Capital, Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) dilaksanakan di Sekretariat CTI-CFF di Manado, Sulawesi Utara pada Sabtu (8/6/2024).

Pertemuan yang diinisiasi oleh CTI-CFF bersama Blue Institute Seychelles, dalam rangkaian Coral Triangle Day 2024 ini menghadirkan Sekretaris Jenderal ASEAN, Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Pj. Gubernur Kaltim, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Serta Walikota Manado, Pemkab Kaimana dan Wakatobi. Selain itu turut hadir pula utusan manajemen perbankan dunia dan perusahaan peduli lingkungan dari beberapa negara.

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menjadi salah satu pembicara pada ajang ini, yang mana dirinya mempresentasikan potensi bahari dan program pembangunan ekonomi biru yang telah dilaksanakan di Kabupaten Berau di hadapan para pakar lingkungan utusan dari berbagai negara.

“Pemkab Berau memiliki komitmen dalam mewujudkan pembangunan ekonomi biru, membangun sektor perikanan, kelautan dan pariwisata yang berkelanjutan,” ucapnya.

Dikatakannya bahwa hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya kawasan konservasi pesisir dan pulau pulau kecil dengan luas 285 ribu hektar lebih di Bumi Batiwakkal serta memberikan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat di pesisir dan kepulauan

“Hal ini kita lakukan guna menjaga lingkungan dan meningkatkan ekonomi secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sri mengucapkan terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas dukungan dan jalinan kerjasama dengan Pemerintah Republik Seychelles dalam mendorong dan mengoptimalkan program ekonomi biru di Kabupaten Berau, khususnya di Kepulauan Derawan dan Maratua.

“Dukungan tersebut juga dengan dibentuknya tim percepatan pembangunan Maratua sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini terus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat Berau mewujudkan destination sustainable,” katanya.

Turut mendampingi Bupati Berau, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, Plt Kepala Dinas Perikanan Berau, Jaka Siswanta dan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Maratua, Meiliana.

Dirinya menegaskan bahwa Pemkab Berau terus berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan yang ramah lingkungan juga menggali potensi yang ada dengan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk mewujudkan pembangunan ekonomi biru untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau.

“Pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen kami dan kita semua dalam mengelola lingkungan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Juniarsih secara khusus mengundang seluruh partisipan high level forum CTI-CFF untuk berkunjung ke Kabupaten Berau. Berwisata dan bahkan berinvestasi membangun Bumi Batiwakkal.

“Kami sangat mengharapkan kehadiran bapak/ibu semua untuk berkunjung ke daerah kami, berwisata menikmati keindahan alam di kawasan penyangga ibu kota Nusantara,” katanya.

Utusan Seychelles untuk ASEAN dan juga Founder Blue Institute Seychelles, Nico Barito mengatakan bahwa forum ini juga dapat menjadi ajang membangun dan memperkuat kerjasama pembangunan kelautan berkelanjutan dengan mekanisme regional dan sub regional untuk melestarikan laut dan tetap melengkapi pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitarnya.

“Bagaimana membangun investasi dan juga meningkatkan ekonomi masyarakatnya itulah yang menjadi prioritas kami,” ucapnya.

Perlu diketahui bahwa CTI-CFF adalah Inisiatif Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF) adalah kemitraan multilateral enam negara yang bekerja sama untuk melestarikan sumber daya laut dan pesisir yang luar biasa dengan mengatasi isu-isu penting seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati laut.

Ini merupakan kerja sama multilateral pertama yang berfokus pada ketahanan pangan melalui pengelolaan sumber daya alam laut yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim. CTI-CFF dibentuk pada tahun 2009 dan beranggotakan pemerintah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste (“CT6”) yang mewakili penjaga kawasan Segitiga Terumbu Karang.

kaltimtara tested

>