HMTL UM Berau Gelar Kuliah Tamu Bertajuk Restorasi Mangrove bersama YKAN dan Blue Forest

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Muhammadiyah Berau (UM Berau) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui kegiatan kuliah tamu bertajuk “Restorasi Ekologi Mangrove dalam Menjaga Sumber Daya Perikanan Kabupaten Berau” Acara yang digelar di Aula UM Berau pada Selasa (10/12/2024) ini melibatkan berbagai pihak sebagai bentuk kolaborasi strategis dalam mendukung keberlanjutan ekosistem mangrove.

Kuliah tamu ini merupakan hasil sinergi antara Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Fakultas Teknik dan Konservasi (FTK) UM Berau, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Yayasan Hutan Biru (Blue Forest), dan Unit Sekolah Konservasi UM Berau. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem mangrove serta memperkuat pemahaman tentang teknik rehabilitasi yang berbasis ekologi.

Acara ini dihadiri oleh Dekan FTK UM Berau, Ketua Program Studi Teknik Lingkungan, serta sejumlah dosen dan perwakilan organisasi mahasiswa. Turut hadir pula Koordinator Mangrove Restoration Ocean Program for Berau yang mewakili Direktur IOP-YKAN, Environmental Technical Advisor dari Yayasan Hutan Biru Indonesia, beserta tim program mereka di Berau.

Dalam sambutannya, Dekan FTK UM Berau menekankan pentingnya peran akademisi dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk tantangan lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi kehadiran para ahli yang memberikan wawasan baru dan memperkaya diskusi mengenai pelestarian ekosistem mangrove,” ujarnya.

Salah satu narasumber, Environmental Technical Advisor Yayasan Hutan Biru Indonesia, Yusran Nurdin Massa menjelaskan bahwa mangrove dapat tumbuh secara alami dengan memperhatikan siklus hidrologis pasang surut dan menangani faktor gangguan pada target area rehabilitasi.

“Ketika aspek-aspek utama dalam rencana rehabilitasi dikelola dengan baik, mangrove akan mampu pulih secara alami tanpa perlu penanaman,” terangnya.

“Menanam mangrove di wilayah pesisir jauh lebih sederhana dibandingkan dengan menanam pemahaman ekologi yang memerlukan pendekatan lebih mendalam,” tambahnya.

Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Dosen Teknik Lingkungan UM Berau, Sufriady Syam mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir.

“Kami berharap civitas akademika UM Berau mampu memahami peran penting ekosistem mangrove dalam menjaga sumber daya perikanan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk aksi nyata di lapangan,” tuturnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, ia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya civitas akademika UM Berau akan pentingnya mengetahui faktor-faktor keberhasilan penanaman mangrove guna lestarinya ekosistem mangrove.

“Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang inovatif untuk permasalahan lingkungan di Kabupaten Berau,” imbuhnya.

Dikatakannya melalui kuliah tamu ini, UM Berau juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang lingkungan.

“Kami akan terus berupaya untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan isu-isu lingkungan terkini sebagai jaminan keberlanjutan dan tindak lanjut rencana aksi mewujudkan visi Universitas Muhammadiyah Berau,” pungkasnya.

Penulis : Dewi