Ini Hasil Sidak Diskoperindag Berau Terkait Minyak Goreng Langka

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Dari hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) oleh Bupati dan Diskoprindag ke sejumlah agen dan swalayan beberapa hari lalu. Mendapat kesimpulan, kelangkaan bukan karena minyak kosong, melainkan tidak Diedar.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Salim menjelaskan, hasil sidak dilapangan kemarin yaitu ke PT. Bintang Borneo Permai ditemui ada stok 6.404 liter minyak goreng jenis premium (Pilma). Namun pihak Agen tidak berani edar, dikarenakan harga jual minyak yang ada yaitu diatas Rp20.000.

“Jika harga premium maksimal Rp14.000,dan mereka mau jual dengan harga yang sama, maka harus ada subsidi. Sementara, minyak yang ada tidak di subsidi, sehingga tidak berani menjual. Dengan demikian, agen masih menahan nya dulu, karena harganya yang mahal,”ungkap Salim diruang kerjanya, Kamis (24/2/2022).

Lanjut Salim, PT Bintang Borneo Permai juga masih menunggu perintah dari yang punya pabrik/produsen yang dari surabaya. Akan tetapi, Dinas meminta untuk tidak Diedar dulu sampai harga jual Rp 14.000/liter.

“Jika melihat kondisi saat ini, yakin tidak akan mau dengan harga segitu,”tegasnya.

Kami beritahukan juga, Dldari hasil sidak di Swalayan kemarin, rata-rata Minyak Goreng kosong. Bahkan persediaan di gudang nya pun juga kosong. Tidak ada indikasi bahwasannya ada penimbunan oleh pihak swalayan.

Salim juga memberitahukan, dalam Minggu ini atau paling lambat dua minggu lagi, akan ada bongkaran minyak goreng dari beberapa Agen seperti PT. Segar Harum Kalimantan merk Sabrina 200 dus atau 2400 liter, PT. Pulau Baru Sentosa yang masih dalam perjalanan dari Surabaya dengan merk Tropikal ada 1.100 dus atau 13.200 liter, dan dari PT. Sumber Jaya Mas ada 3.100 dus atau 37.200 liter.

“Jika semua agen stok minyaknya datang dan siap edar nantinya, insyaallah akan menutup kebutuhan masyarakat Berau. Yang penting pembelian jangan panik, jangan berlomba-lomba seoalah-olah itu akan habis. Karena, stok yang ada, selama dalam 6 bulan tetap akan dilakukan penetapan satu harga subsidi yaitu Rp 14.000 di seluruh indonesia,” pungkasnya.

Penulis : Rizal

Editor : Sofi