Kabupaten Berau Menjadi Sentra Jagung di Kaltim

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau saat ini masih menjadi sentra jagung yang ada di Kalimantan Timur.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Muhammad Saleh, meski hasil produksi tidak sebanyak beberapa tahun sebelumnya.

Ia menuturkan, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Bumi Batiwakkal masih menopang 71 persen produksi jagung di Kaltim.

Dirinya menjelaskan, pada tahun lalu total produksi jagung petani Berau mencapai 56.405 ton yang berasal dari area pertanian seluas 10.950 hektare.

Diakuinya, memang jumlah panen jagung tidak setinggi pada tahun 2019 lalu yakni 75.360 ton, dari luas lahan mencapai 9.225 hektare. Sedangkan pada tahun 2020, luas lahan yang digunakan yakni 10.496 hektare, dengan jumlah panen mencapai 52.785 ton.

“Hal itu karena ada beberapa kendala, Salah satunya curah hujan,” katanya, Senin (29/8/2022).

Untuk diketahui, jagung Berau juga dikirim ke luar daerah, seperti Jawa Timur, Samarinda, Balikpapan, Kalimantan Selatan, Bulungan, Kalimantan Utara, dan juga Sulawesi.

“Jagung di Berau, sudah diakui oleh Kaltim. Untuk keluar negeri belum,” ujarnya.

Kampung Eka Sapta, Kecamatan Talisayan selama ini menjadi penyumbang terbesar produksi jagung Berau. Selain itu kini muncul kampung penghasil jagung baru yakni Kampung Sumber Mulya. Bahkan kampung-kampung ini disebut sebagai kampung jagung. Dominasi produksi jagung Berau untuk Kaltim sebesar 71 persen itu tercatat selama 2021 ini.

“Sebenarnya seluruh daerah di Kabupaten Berau berpotensi terutama daerah yang memiliki lahan kering. Lahan kering yang ada akan diarahkan pada pertanian komoditi jagung,” ungkapnya.

Berau memiliki nama yang cukup baik sebagai penghasil jagung di Kalimantan Timur saat ini.

“Selama empat tahun terakhir kita dikenal sebagai penyangga dalam produksi jagung untuk Kaltim,” ucapnya.

Ia menambahkan, bahkan pada 2016, dari lahan seluas 2.819 hektare yang dikelola oleh warga, mampu menghasilkan 15.460 ton jagung. Jagung menjadi salah satu komoditas yang berhasil menekan inflasi daerah.

“Apalagi petani-petani jagung kita terus mendapat dukungan. Bukan saja dari daerah, tapi dari provinsi. Tujuannya meningkatkan hasil produksi agar kesejahteraan masyarakat tercapai,” pungkasnya. (ADV)

Penulis : Rizal
Editor : Sofi