KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Kalimantan Timur (Kaltim) masuk dalam zona merah penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan. Kabupaten Berau hingga kini belum mendapatkan dosis vaksin untuk mengatasi PMK.
Menanggapi hal tersebut, dokter hewan pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Iwan, yang dikonfirmasi pada Sabtu (13/8/2022) mengungkapkan, bahwa untuk di Kaltim, vaksinasi difokuskan di dua daerah yakni Paser dan Penajam Paser Utara (PPU). Karena dua kawasan tersebut cukup banyak yang terpapar.
“saat ini Difokuskan untuk dua kabupaten tersebut, guna untuk mencegah penyebaran ke kabupaten lainnya,” katanya Iwan kepada Kaltimtara.id, Sabtu (13/8/2022).
Dikatakannya, alasan Berau belum mendapatkan vaksin tersebut karena belum ditemukannya suspek PMK. Sedangkan beberapa waktu lalu, ada yang terindikasi, namun setelah uji labotarium dinyatakan negatif.
“Karena belum ada kejadian, jadi belum mendapat dosis (vaksin),” ujarnya.
Iwan menjelaskan, meskipun belum ditemukan suspek, namun Berau wajib waspada. Mengingat penyebaran PMK ini cepat. Untuk penyebarannya sendiri bisa melalui udara dengan cakupan radius mencapai 10 kilometer (Km), atau bisa melalui manusia yang keluar masuk kandang.
“Dibilang butuh, pasti kita butuh. Tapikan masih fokus di kabupaten lainnya dulu di Kaltim,” tegasnya.
Langkah yang paling efektif mencegah penyebaran PMK selain melalui vaksinasi adalah potong bersyarat, jadi hewan ternak yang sudah dinyatakan terjangkit PMK akan disembelih sesuai prosedur kesehatan, sapi yang telah disembelih tersebut akan mendapat kompensasi dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Kaltim menerima sekira 5000 dosis vaksin PMK yang disalurkan ke Paser dan PPU sebagai langkah antisipasi, kita berharap Berau juga mendapatkan jatah vaksin tersebut sebagai langkah pencegahan,” harapnya.
Iwan mengimbau, kepada para peternak, agar lebih mewaspadai. Mengingat PMK telah masuk ke Kaltim, tidak menutup kemungkinan juga akan menjalar ke Bumi Batiwakkal. Terutama pada aktivitas lalu lintas ternaknya, jangan pernah mendatangkan sapi dari daerah yang memiliki kasus PMK , jadi harus hati hati jangan sampai penyebaran PMK semakin meluas.
“Sapi konsumsi yang ada di Berau mayoritas didatangkan dari Sulawesi, Distanak selalu melakukan pengawasan ketat terhadap hewan ternak yang masuk ke Berau. Untuk Berau masih aman, jangan sampai di Berau terdapat sapi yang terjangkit karena akan mengganggu perekonomian para peternak,” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
1 Comment