Lestarikan Tradisi Tolak Bala Kampung Talisayan, Menjadikan Daya Tarik Wisata Di Wilayah Pesisir Berau

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Memperingati hari jadi yang ke-128, Kampung Talisayan menggelar Upacara Tolak Bala atau buang sial. Dimana upara Tolak Bala ini merupakan tradisi turun-temurun yang dimiliki masyarakat kawasan pesisir Kabupaten Berau.

Untuk diketahui, acara adat rutin itu saat ini juga menjadi bagian daya tarik pariwisata di wilayah pesisir Selatan Berau khususnya di Kecamatan Talisayan.

Ahmad Juhri, selaku Camat Talisayan, menjelaskan, upacara adat tolak bala merupakan acara yang diadakan rutin setiap tahunnya, namun dua tahun terakhir tidak dilakukan dengan perayaan besar karena pandemi Covid-19, tetapi tokoh adat tetap menjalankan prosesi tolak bala tersebut dengan perayaan kecil.

“Dalam rangka hari jadi kampung Talisayan yang ke-128 ini, Berbagai kegiatan dilaksanakan selama 24 hari. Agenda ini diharapkan dapat berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat tumbuh dan wisata bangkit. Sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat,” jelasnya kepada Kaltimtara.id, Kamis (22/9/2022).

Dikatakannya, rangkaian kegiatan itu adalah bentuk nyata suatu dukungan pelaksanaan dari program Bupati dan wakil Bupati Berau.

“Ini merupakan bentuk nyata kami untuk mendukung pembangunan Kabupaten Berau. Karena ada geliat ekonomi dan wisata, Kami pemerintah kecamatan tidak bosan-bosan untuk terus mendorong kampung dalam membangun perekonomian dan pariwisata,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, Pemkab Berau berkomitmen mendukung segala bentuk pelaksanaan dan pelestarian budaya asli daerah. Dirinya menyadari, ajang budaya bukan hanya mempertahankan tradisi tetapi juga akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata autentik Berau di masa kini hingga mendatang.

“Agenda ini harus terus didorong agar kekhasan budaya bahari tidak punah dimakan zaman. Dalam upaya tersebut tentunya pemerintah kampung harus berpadu dengan Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Berau,” tuturnya.

Gamalis berharap, Kampung Talisayan dan sekitarnya dapat menjadi kampung budaya sehingga destinasi wisata Berau tidak hanya bersumber dari destinasi alam dan kekayaan bawah laut saja, tetapi wisata budaya juga bisa menjadi ciri khas daerah seperti di Talisayan. Dengan adanya kearifan lokal diharapkan banyak wisatawan datang sehingga bisa meningkatkan perekonomian.

“Saya ucapkan terima kasih, apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada tokoh adat dan seluruh pihak atas kontribusi yang diberikan selama ini dalam menjaga budaya Banuanta”, ucapnya.

“Mari kita bersama mempromosikan budaya asli Bumi Batiwakkal,” tambahnya.

Penulis : Rizal
Editor : Sofi