Ket Foto : Ilustrasi
KALTIMTARA.ID, BERAU – Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Berau menggagas sebuah langkah progresif melalui peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Inisiatif ini merupakan bentuk tindak lanjut dari surat edaran Kemenduk Bangga/BKKBN Kalimantan Timur tertanggal 8 Juli 2025 yang mendorong keterlibatan langsung para ayah dalam proses pendidikan dan pengasuhan anak sejak hari pertama sekolah.
Program ini bukan sekadar seruan simbolis, tetapi dimaksudkan sebagai upaya strategis untuk mengubah paradigma sosial yang selama ini menempatkan ibu sebagai tokoh sentral dalam pendidikan anak. Melalui kampanye bertajuk “Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah”, DPPKBP3A mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) laki-laki di lingkungan Pemkab Berau yang memiliki anak usia sekolah untuk turut mengantar anak ke sekolah, serta mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto atau video.
Materi dokumentasi yang diunggah ke Instagram dengan menyertakan tagar #GATI dan #sekolahbersamaayah serta menandai akun resmi @dppkbpppa_berau akan dinilai oleh tim DPPKBP3A. Sepuluh karya terbaik akan diberikan apresiasi khusus, bukan hanya sebagai penghargaan personal, tetapi juga sebagai simbol semangat kolaborasi antara ayah dan anak dalam proses pendidikan.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Berau, Rabiatul Islamiah menekankan pentingnya redefinisi peran ayah dalam keluarga modern.
“Selama ini, tugas pengasuhan kerap dibebankan sepenuhnya kepada ibu. Padahal, ayah memegang peran vital dalam menentukan arah dan strategi pendidikan anak. Kehadiran dan keterlibatan emosional seorang ayah memberi dampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak,” ungkapnya.
Lebih jauh, Rabiatul menilai bahwa momen hari pertama masuk sekolah dapat menjadi simbol kuat yang merepresentasikan dukungan ayah terhadap perjalanan pendidikan anak.
“Kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Hari pertama sekolah bukan hanya soal seragam baru atau masuk kelas tetapi juga momentum kebersamaan emosional antara anak dan orang tua, khususnya ayah,” jelasnya.
Pantauan di media sosial menunjukkan tingginya antusiasme publik terhadap gerakan ini. Deretan unggahan para ayah bersama anak-anak mereka menghiasi linimasa Instagram, menampilkan suasana hangat dan penuh kebanggaan di berbagai sekolah di Kabupaten Berau. Potret-potret itu mencerminkan perubahan narasi bahwa figur ayah pun mampu menjadi sosok yang hangat, mendampingi, dan inspiratif.
Tak hanya fokus pada seremoni, GATI juga bertujuan menggerakkan transformasi jangka panjang dalam pola pengasuhan. DPPKBP3A berharap gerakan ini menjadi pemicu terbentuknya pola asuh kolaboratif antara ayah dan ibu, yang saling melengkapi dalam mendidik generasi muda.
“Idealnya, ayah bukan hanya pencari nafkah tetapi juga pengambil keputusan utama dalam strategi pendidikan anak. Ibu menjalankan peran penting dalam pelaksanaan keseharian, namun keduanya harus berada dalam satu barisan. Ini bukan tentang dominasi peran tetapi tentang sinergi,” terangnya.
Dalam waktu dekat, DPPKBP3A akan mengumumkan daftar penerima apresiasi dari unggahan yang dinilai paling inspiratif. Namun di luar kompetisi, dampak utama yang ingin dicapai adalah membangun kesadaran mendalam akan pentingnya peran aktif seorang ayah dalam menyiapkan masa depan anak melalui kehadiran nyata sejak awal perjalanan pendidikan mereka.
Dengan semangat inklusivitas dan komitmen terhadap pembangunan karakter keluarga, Gerakan Ayah Teladan Indonesia diyakini akan menjadi salah satu motor perubahan sosial di Kabupaten Berau, serta contoh praktik baik yang bisa direplikasi di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Penulis: Dewi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.