KALTIMTARA.ID, BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pangan kembali menghadirkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai strategi menekan laju inflasi sekaligus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di tengah masyarakat. Kegiatan yang digelar di halaman Kantor Dinas Pangan pada Senin (8/9/2025) itu langsung diserbu ribuan warga yang sejak pagi rela mengantre untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Program ini menjadi salah satu upaya konkret pemerintah daerah dalam memastikan bahan pangan strategis tetap tersedia dengan harga terjangkau. Sejak pagi, antrean panjang terbentuk, menandakan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pangan bersubsidi.
Komoditas yang disediakan pun langsung diserbu warga. Beras 5 kilogram dijual Rp60.000, gula pasir Rp19.000 per kilogram, minyak goreng Rp19.000 per liter, telur Rp55.000 per piring, serta bawang merah dan bawang putih Rp40.000 per kilogram. Harga tersebut jauh lebih rendah dibanding harga pasar yang mengalami kenaikan beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan menjelaskan bahwa GPM merupakan program nasional dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah. Tujuannya tidak hanya sebatas menyalurkan pangan murah, tetapi juga menjaga keseimbangan harga dan mencegah gejolak inflasi.
“Kami ingin masyarakat mendapatkan akses bahan pangan pokok dengan harga yang wajar. Operasi pasar murah seperti ini menjadi instrumen penting agar daya beli tetap terjaga. Kami di daerah berkewajiban menyukseskan arahan nasional ini,” jelasnya.
Ia menuturkan bahwa GPM di Berau tidak berhenti hanya di pusat kabupaten, tetapi juga akan digelar di kecamatan-kecamatan, terutama wilayah pesisir dan pedalaman yang rawan mengalami disparitas harga akibat keterbatasan distribusi.
Bagi masyarakat, GPM benar-benar membawa angin segar. Siti, warga Tanjung Redeb, mengaku sangat terbantu karena harga beras di pasar kerap melonjak.
“Alhamdulillah, beras di sini bisa lebih murah dari biasanya. Kami sebagai masyarakat kecil sangat merasakan manfaatnya. Semoga bisa rutin dilakukan, tidak hanya sesekali,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Rahman, seorang buruh harian. Menurutnya, belanja kebutuhan pokok di GPM mampu menghemat pengeluaran rumah tangganya hingga 20 persen.
“Dengan penghasilan yang pas-pasan, program seperti ini jadi penyelamat. Mudah-mudahan pemerintah terus memperhatikan kebutuhan kami,” katanya.
Kesuksesan GPM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Bulog yang menyalurkan beras, distributor pangan lokal, hingga aparat TNI dan Polri yang turut menjaga kelancaran distribusi. Pemerintah daerah memastikan seluruh rantai pasokan berjalan aman sehingga masyarakat memperoleh pangan tepat waktu dan tepat sasaran.
Bagi Pemkab Berau, GPM juga menjadi sarana memperkuat komunikasi dengan masyarakat. Kehadiran langsung pemerintah di lapangan diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan warga bahwa negara hadir di tengah situasi sulit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas pangan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi di tingkat daerah maupun nasional. Melalui intervensi pasar seperti GPM, pemerintah berharap tekanan harga dapat ditekan.
“Inflasi seringkali disebabkan oleh lonjakan harga pangan. Karena itu, GPM bukan sekadar program jangka pendek, melainkan bagian dari strategi makro untuk menjaga kestabilan ekonomi daerah,” terang Rakhmadi.
Pelaksanaan GPM di Berau kali ini hanyalah satu rangkaian dari program yang akan terus digencarkan ke depan. Pemerintah daerah menargetkan kegiatan serupa bisa digelar secara rutin, terutama menjelang hari besar keagamaan, ketika kebutuhan pangan masyarakat meningkat tajam. Bagi masyarakat kecil, keberlanjutan program ini sangat penting. Selain membantu menekan biaya hidup, GPM juga menjadi simbol nyata keberpihakan pemerintah terhadap rakyat.
Penulis: Dewi ayu
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.