Sidak Pasar Ramadan, Bupati Minta Penjual Pasang Pembatas

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih dan Wakil Bupati Gamalis bersama Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Berau melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Ramadan yang digelar di halaman Masjid Agung Baitul Hikmah, Selasa (13/4/2021).

Dalam kunjungannya, Sri Juniarsih menyebut suasana pasar Ramadan tahun ini berbeda dengan pasar Ramadan yang digelar sebelum pandemi COVID-19. Jarak antar tenda berjarak 3 meter.

“Supaya mengurangi gesekan antar pengunjung,” ungkapnya.

Dalam sidak itu, masih banyak pedagang yang belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dalam berjualan di tengah wabah virus corona, yakni memasang pembatas plastik atau sekat antara pedagang dan pembeli.

“Barangkali, masing-masing tenda itu harus memasang pembatas plastic karena harus sesuai dengan SOP, karena dalam masa pandemic, sehingga keadaannya sedikit berbeda (sebelum muncul COVID-19),” bebernya.

“Untuk penjual juga harus menggunakan sarung tangan plastik, sebagai filter antara pembeli dan penjual,” tambahnya.

Mengenai pengawasan, orang nomor satu di Kabupaten Berau ini mengatakan Tim Satgas COVID-19 harus tetap hadir, untuk mengontrol agar semuanya patuh pada protokol kesehatan.

“Teguran bagi yang tidak memakai masker tetap ada. Tim gabungan harus tetap standby, memastikan bahwa keadaan di lapangan benar-benar kondusif. Dan semua masyarakat patuh pada protokol kesehatan,” ungkapnya.

Untuk respon masyarakat terkait adanya pasar Ramadan, lanjutnya, masih cukup baik. Walaupun pengadaan stand penjual di pasar Ramadan tidak sebanyak tahun 2019 lalu.

“Tahun 2020 kemarin tidak ada (pasar Ramadan) karena COVID-19 sedang parah-parahnya. Sekarang kita juga harus tetap berhati-hati, masyarakat juga harus patuh pada protokol kesehatan,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Masjid Agung Baitul Hikmah Kafrawi mengatakan, dari 110 lapak yang disediakan, hingga Selasa (13/4/2021) hanya 51 lapak yang dipakai pedagang.

“Padahal sudah kita undi. Bahkan ada 10 lapak tunggal yang kita tolak, seperti reklame kendaraan, termasuk PKL (pedagang kaki lima),” ujarnya.

Penolakan itu lantaran dilakukan pihaknya untuk menghindari adanya kerumunan yang lebih besar. Sebab itu sudah aturan dari pemerintah.

“Kami mengikuti dari Satgas,” kata dia.

Pihaknya juga akan memasang sekat pembatas. Jadi, penjual nantinya tidak perlu lagi memasanga pembtasa

“Kemarin satu tenda bisa sampai empat orang, kini hanya bisa untuk dua orang saja. Kedepannya akan kita perbaiki lagi,” tandasnya.

Penulis: TIM