Vaksin Bukan Obat Anti Covid-19, Hanya Untuk Mengurangi Gejala Jika Tertular

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TENGGARONG – Kasus pertambahan positif Covid-19 di Kutai Kartanegara (Kukar) diketahui terus meningkat. Lebih-lebih saat gelombang kedua ini, tidak sedikit masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi pun tetap ikut terpapar Covid-19. Hingga sempat menimbulkan keefektifan vaksin yang didatangkan dari Cina tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, Martina Yulianti, menyebut jika vaksinasi yang digalakkan oleh pemerintah bukanlah obat “kebal” Covid-19. Tetapi lebih kepada mengurangi potensi perburukan yang terjadi kepada yang bersangkutan, jika dirinya tertular Covid-19.

“Itu bukan obat kebal, jadi orang divaksin itu bukan berarti dia tidak bisa tertular, dia bisa tertular tapi diharapkan tidak berat,” kata Martina, Rabu (4/8/2021).

Maka dari itu, Dinkes Kukar pun akan tetap mengikuti pemerintah pusat untuk menggunakan vaksin dari Sinovac. Dianggap masih efektif dalam upaya pemerintah pusat untuk membentuk herd immunity di Kukar.

Ia menjelaskan, terkait orang yang masih tertular setelah divaksin, sama halnya dengan penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus dan dicegah dengan tindakan vaksinasi. Tuberkulosis atau TBC pun disebutkan oleh Martina sebagai contoh. Setiap orang pun semasa bayi diberikan vaksin untuk penyakit itu. Namun masih ditemukan ada orang yang ketika dewasa mengidap penyakit TBC.

Begitu pula dengan Covid-19, pasti akan ada yang tertular meski sudah menjalani tahapan vaksinasi mulai dari dosis pertama dan kedua. Selain berbahaya juga mudah menular. Terlebih mulai ada penyebaran varian delta yang masuk ke Kalimantan Timur (Kaltim).

“Karena tiap tubuh itu berbeda,” tutup Martina.

Penulis : Muhammad

Editor : Fairuz