TANJUNG REDEB, KALTIMTARA.ID – Pandemi Covid-19 yang terjadi tidak saja berdampak pada ekonomi masyarakat di perkotaan, pedesaan dan daerah perbatasan, tetapi dialami juga para pelaku usaha di pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Maratua di Kabupaten Berau.
Anissa warga Kampung Teluk Harapan Kecamatan Maratua Kabupaten Berau, mengakui dampak pandemi juga terjadi di Pulau Maratua. Hal itu disebabkan tidak adanya pengunjung ke Maratua, karena pemerintah daerah melaksanakan lockdown pada obyek wisata.
“Alhamdulillah, setelah Covid menurun, para pengunjung mulai lagi berdatangan, homestay juga mulai terisi, termasuk jualan mulai laris lagi, sehingga geliat perekonomian masyarakat mulai bangkit lagi,” jelas wanita berusia 25 tahun ini, ketika menyiapkan dagangannya di seberang jalan depan rumahnya, Rabu (22/12/2021).
Annisa yang juga seorang guru SMAN 9 Maratua, menambahkan, pada saat terjadinya puncak Covid-19, warung-warung di Maratua tutup, karena tidak adanya pengunjung.
“Untuk menjaga agar dapur tetap ngepul, ya para suami kembali lagi ke laut untuk mencari ikan,” tandasnya.
Anissa yang memiliki homestay Gusti, merasa senang karena Covid terus menurun, sehingga membuat para pelaku usaha (warung) mulai bangkit, seiring pengunjung sudah berdatangan ke Maratua.
Ketika disinggung apakah di Pulau Maratua masyarakatnya ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kalau masalah tertular Covid-19 kami tidak tahu, karena warga disini takut periksa, kalaupun ada yang sakit panas, hanya ditangani sendiri,” jelas Anissa yang memiliki anak kembar.
Sambil berjualan makanan dan mengajar di SMA, wanita yang lulus sekolah 4 tahun lalu, mengaku merasa bangga kampungnya dikunjungi Gubernur Isran Noor bersama jajaran Pemprov Kaltim.
“Semoga ini pertanda baik dan berkah buat kampung kami, terutama warga Maratua untuk pulih kembali ekonomi dan wisatanya,” ucapnya.
Penulis : Tim
Editor : Fairuz
Leave a Reply