Apakah Hilal Sudah Nampak? Begini Cara Melihatnya

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

Memasuki hari terakhir Ramadan, sudah tidak asing kita mendengar yang namanya sidang isbat penentuan 1 Syawal. Bahkan pernah terjadi perbedaan antara 2 Ormas Islam terbesar di Indonesia terkait penentuan hari raya Idul Fitri.

Penentuan awal bulan pada kalender hijriah ditetapkan berdasarkan penampakan hilal atau bulan sabit muda.
Hilal menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Pada saat bulan baru (new moon/ijtimak), bulan sama sekali tidak terlihat sepanjang malam.

Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis.

Ada 2 metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui awal bulan, yakni hisab dan rukyat.

Hisab
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam penentuan dimulainya awal bulan pada kalender hijriah. 

Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Karena posisi matahari menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu sholat. Sementara posisi bulan digunakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender hijriah.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia seperti pelapah yang tua” (Q. S. Yasin : 39).

Rukyat
Rukyatul hilal adalah usaha melihat atau mengamati hilal di tempat terbuka dengan mata kepala atau dengan peralatan pada sesaat matahari terbenam menjelang bulan baru qamariah.

Memang Al-Quran tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai bagaimana penentuan awal Ramadan, Syawal dan Haji, hanya saja ada beberapa ayat Al-Quran yang memberikan isyaratnya.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah penentu waktu bagi manusia dan (bagi penentuan waktu ibadah) haji” (QS 2:189).

Khusus di Indonesia, ada 82 titik pengamatan hilal dan titik rukyat utama di Pos Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Penanda awal Ramadan, Syawal dan Haji adalah bulan sabit (hilal), yang merupakan fenomena observasi (rukyat), walaupun dalam waktu yang bersamaan hilal ini juga merupakan bagian dari manzilah (orbit) yang bisa diketahui dengan hitungan (hisab).

Jadi observasi mata (rukyat) dengan hisab bukanlah dua hal yang kontradiktif, keduanya bisa digunakan untuk usaha dalam operasional penentun awal Ramadan, Syawal dan Haji.

Sumber: kompas.com

Editor: Fairuz