KALTIMTARA.ID, TENGGARONG – Sepanjang tepian Mahakam di Tenggarong dipenuhi masyarakat, lengkap dengan peralatan menangkap ikan. Ada yang menggunakan alat tangkap jaring, dan alat tangkap jala ikan. Sebagian besar masyarakat tersebut berburu ikan yang memang timbul disepanjang tepian Mahakam.
Fenomena ini disebut dengan air bangar, kondisi air yang merah kecoklatan cenderung berbau amis. Diakibatkan oleh fenomena alam, dan banjir di hulu Mahakam. Menyebabkan ikan di Sungai Mahakam menjadi mabuk, hingga ditemukan mati mengambang.
Hal inipun dimanfaatkan oleh Jumbiah, yang berburu ikan sejak siang hari. Setidaknya lebih dari 3 kilogram ikan yang berhasil ia angkat menggunakan alat tangkap jala ikan. Saking banyaknya hingga dia jual ke masyarakat, dan tentunya menambah uang belanja untuknya.
“Dari jam 1 tadi cari ikan, airnya bangar sejak malam tadi,” ujar Jumbiah bercerita.
Sedangkan anaknya pun tidak mau ketinggalan, malah sejak malam hari. Yang ditarget ikan dan udang yang timbul dipinggir sungai. Malah lebih banyak yang didapat dibandingkan ibunya.
“Malam tadi, dia dapat banyak udang,” kata Jumbiah lagi.
Tapi beda yang dirasakan oleh Juair. Akibat air bangar ini ia pun merugi. Hampir 6 kilogram lebih ikan di keramba miliknya mati. Karena kondisi yang sudah terjadi sejak 3 hari belakangan.
“Sudah tiga hari ini ikan mulai mati, salah satunya karena airnya bau,” ujar pria berusia 76 tahun tersebut.
Ia pun berharap hujan segera turun, karena ia mengatakan salah satu cara mengembalikan kualitas air ya dengan turunnya hujan. Air menjadi bagus dan bersih kembali, dan membuat ikan-ikan tidak mabuk hingga berakhir mati mengambang.
Penulis : Muhammad
Editor : Fairuz
Leave a Reply