Selain Wisata Alam, Derawan Punya Cerita Sejarah yang Belum Terungkap

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG BATU – Selain terkenal dengan keindahan wisata alamnya, Pulau Derawan juga menjadi lokasi segudang sejarah yang acap kali terlewatkan. Jika kita berkunjung ke Derawan, tentu keindahan bawah lautnya adalah potensi yang menonjol.

Tapi tahukah kita, bahwa Derawan juga menyimpan cerita sejarah yang tidak kalah menarik dari Wisata Alamnya saja.

Dalam kesempatan itu, tim liputan Kaltimtara.id berkunjung ke Pulau Derawan beberapa waktu lalu kami menjumpai tiga objek wisata. Selain keindahan alamnya, ternyata di Derwawan juga memiliki objek wisata sejarah yaitu Sumur Tua Makam dengan Patung Kuda dan Makam Pahlawan 3 Negara.

Amir Umrah H. Bunggau, Pria kelahiran 1940 silam ini merupakan kepala adat suku Bajau dari tiga adat yang dipandang di kepulauan Derawan. Sumur tua itu yang berdasarkan penuturannya, merupakan sumber mata air tawar pertama di pulau kecil. Dimana disekelilingnya adalah air asin yang memiliki cerita mistis tersendiri bagi masyarakat Pulau Derawan.

Makam Patung Kuda

“Dahulu itu mistis, masyarakat yang buang hajat di sekitarnya bisa kesurupan,” tutur Amir Umrah H. Bunggau, sambil menunjukan catatan sejarah yang ditulis oleh tangannya sendiri.

Umrah, sapaan akrabnya menambahkan konon katanya di sumur itu dihuni oleh 2 buaya yang tak kasat mata. Itu sebabnya mungkin, cerita mistis tersebut berkembang ditengah masyarakat.

Kini, sumur tua itu sudah tidak menyeramkan seperti apa yang di ceritakan. untuk menghormatinya, sumur tua tersebut telah di renovasi. Sehingga tampilannya hanya tampak seperti sumur pada umumnya. Hanya saja, di sekililingnya diberi pagar serta atap dengan ikatan kain berwarna kuning pada bagian tiang-tiang.

Selain sumur tua, jika kita berjalan sejauh 200 meter akan menemukan pemakaman umum di sisi kanan jalan. Ada satu makam yang cukup menarik perhatian, makam tersebut memiliki Patung Kuda berwarna Putih.

Meski kondisinya sudah tidak utuh lagi, tetapi monumen tersebut masih bisa kita jumpai jika mengunjungi Delawan (konon nama asli yang ditarik sehingga menjadi Derawan).

Lebih lanjut Umrah mengemukakan, makam yang cukup menarik perhatian itu rupanya adalah salah satu makam seorang pangeran atau anak keturunan salah satu raja yang ada di Bumi Batiwakkal.

Meski Umrah tak menjelaskan secara rinci, namun ia menyebut pangeran tersebut adalah anak dari 2 kerajaan yaitu salah satu kerajaan yang ada di Berau serta kerajaan dari Filipina.

“Itu anak raja, dari kerajaan di Berau dengan seorang istri yang berasal dari Kerajaan Filipina,” ungkap Umrah, sambil mengingat sejarah.

Terakhir, jika kita berjalan belok ke kiri dari makam umum, maka akan melihat di sebelah kanan terdapat 5 buah batu nisan. Dimana kelimanya di ikat dengan kain kuning.

Umrah menjelaskan kembali, 5 makam yang terpisah itu ternyata adalah makam pahlawan bagi masyarakat Pulau Derawan.

“Itu adalah Makam 3 Pahlawan Negara,” beber Umrah.

Umrah juga berharap, kedepannya agar pemerintah dapat memperhatikan sejarah yang ada di Bumi Batiwakkal, terutama di Pulau Derawan sebagai lokasi awal terbentuknya Kepulauan Derawan.

Penulis : Seno
Editor : Fairuz