Adab Membaca Al-Qur’an

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantara malaikat Jibril sebagai pedoman hidup umat manusia. Di dalam Al-Qur’an telah tercantum petunjuk kehidupan manusia hingga hari akhir. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al A’raf ayat 52:

“Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Al-Qur’an juga menjadi sumber pokok ajaran Islam, karena segala pokok syariat dan dalil-dalil syar’i yang mencakup seluruh aspek hukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat tertuang dalam Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surah An Nisa ayat 105:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat”

Al Quran adalah pengajaran bagi manusia sehingga manusia mengetahui jalan yang hak dan batil, serta antara yang benar dan yang sesat. Hal ini tercantum dalam Surat Yunus ayat 57:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Dengan memahami fungsi dan tujuan diturunkannya Al-Qur’an, maka sudah semestinya kita sebagai umat Islam dapat mentadaburi Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Hal itu bisa dimulai dengan menerapkan adab membaca Al-Qur’an. Ada pun 7 adab yang bisa diterapkan ketika membaca Al-Qur’an :

  1. Berwudhu terlebih dahulu
    Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

Al Quran adalah kitab suci sehingga untuk menjaga kesuciannya pun kita harus menyentuhnya dalam keadaan yang suci pula, yaitu dengan berwudhu terlebih dahulu.

Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)

  1. Membaca dengan perlahan
    Membaca Al-Qur’an bukan sekedar membaca saja, namun juga harus memahami isi kandungannya. Maka bacalah Al-Qur’an dengan perlahan agar dapat memahami setiap maknanya.
  2. Membaca dengan khusyu’
    Allah Ta’ala berfirman, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109)

Carilah tempat yang tenang dan jauh dari berbagai gangguan untuk bisa membaca dengan khusyu’. Bacaan yang khusyu’ akan lebih meresap ke dalam jiwa sehingga lebih mudah untuk mengamalkannya.

  1. Dimulai dengan ta’awudz
    “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Ketika hendak membaca Al-Qur’an seringkali kita mendapat godaan dari setan. Oleh karena itu agar terhindar dari setan, mulailah dengan membaca ta’awudz sebelum membaca Al-Qur’an.

  1. Membaca dengan suara yang indah
    Rasulullah Saw. bersabda, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Menghadap kiblat
    Rasulullah Saw. bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu ‘Abbas, “Sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.”
  3. Berhenti ketika sudah mengantuk
    Apabila kita tetap memaksakan membaca Al-Qur’an dalam keadaan mengantuk, dikhawatirkan bacaan Al-Qur’an yang dibaca akan salah dan mengubah makna ayat tersebut.

Rasulullah Saw. telah bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian sedang melakukan shalat di malam hari, lalu bacaan al-Qur’annya menjadi tidak jelas di lidahnya, lalu dia tidak mengetahui lagi apa yang sedang dibacanya, maka hendaklah dia berbaring untuk istirahat.” (HR. Muslim)

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa dekat dengan Al-Qur’an dan selalu mentadaburinya, aamiin. Wallahu’alam bishawab.

Penulis : Shafa’
Editor : Fairuz
Sumber : dalamislam.com / news.detik.com