KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau tahun ini tengah menggarap rumah tenun sebagai tempat produksi dan pemasaran kain tenun di Bumi Batiwakkal. Anggaran sebesar Rp11 miliar pun telah disiapkan sebagai pembangunan fisik gedung tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Berau, Salim mengatakan, pembangunan fisik Rumah Tenun saat ini tengah menunggu hasil pelelangan. Dirinya mengakui, pihaknya sudah memiliki grand design gedung yang bakal dibangun di Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung itu.
“Design-nya sudah dipresentasi pada Kamis (2/6/2022) kemarin. Luas lahannya sekira 2,5 hektare. Rencana gedung itu bakal dibangun fisiknya tahun ini dan menunggu pemenangan lelang. Beberapa hari kemarin sudah kami launching dan lakukan pelatihan di sana,” katanya kepada Kaltimtara.id, Sabtu (11/6/2022).
Dikatakan Salim, pembangunan fisik Rumah Tenun itu sudah disiapkan sebesar Rp11 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perindustrian. Pihaknya pun bakal merealisasikan anggaran dari pemerintah pusat itu tahun ini.
“Target bulan Juni ini harus sudah ada pemenangnya. Sehingga, nanti tinggal didata biaya pengerjaan tahap pertama pembangunan fisik,” jelasnya.
Adapun pembangunan Rumah Tenun itu ditargetkan dapat menjadi rumah produksi bagi pengrajin tenun dari setiap kecamatan di Bumi Batiwakkal. Sekaligus sebagai tempat pemasaran hasil produksi tenun dari putra-putri daerah.
Lanjut Salim, jumlah produksi kain tenun di Kabupaten Berau sangat besar. Termasuk Kampung Sukan Tengah yang menjadi salah satu wilayah sentra tenun di Bumi Batiwakkal. Begitu pula dengan atensi besar dari Pemkab Berau dalam mengakomodir warga di kampung tersebut yang memiliki keahlian menenun dengan mengupayakan sejumlah alat tenun bukan mesin (ATBM) agar produksi lebih banyak dan cepat.
“Sudah saatnya kain tenun asli Berau dipublikasikan lebih luas, sehingga menambah perekonomian bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ucapnya.
Melalui Rumah Tenun dan hingga pengadaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) itu nantinya akan mendorong produksi kain tenun dari Kabupaten Berau serta mendukung industri seni tekstil lainnya, berupa kain Batik Berau.
“Seperti kain tenun khas Berau yakni Kain Tenun Ikat Berau yang bisa dibandrol dengan harga Rp 1-2 juta per meter nya. Itu pun bergantung tingkat kesulitan dan motif yang dibuatnya,” terangnya.
Terakhir, dirinya menambahkan dalam menggiatkan produksi dan pemasaran tentu pihaknya bakal menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Berau. Termasuk dalam mempromosikan produk yang dapat dilakukan secara langsung maupun memanfaatkan platform digital. Pihaknya, juga bakal bersinergi untuk menggalakkan pelatihan bagi pengrajin tenun.
“Nantinya dalam hal transaksi, dapat dilakukan dengan pola non tunai pada era digital seperti saat ini. Oleh karena itu, dari Rumah Tenun ini kami fokuskan untuk para pengrajin tenun agar dapat memproduksi dan promosi produknya di sana,” pungkasnya.
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
Leave a Reply