KALTIMTARA.ID, SUARAN – Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB) melakukan Field Trip pembelajaran pembuatan kompos, mikroorganisme lokal (mol), dan pakan untuk budidaya di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung pada Jumat (26/1/2024)
Kegiatan ini merupakan rangkaian aktifitas dari Sekolah Lapang Tambak SECURE yang mendorong model pengelolaan tambak ramah lingkungan. Selain itu, program ini merupakan usulan dari Yayasan Blue Forest yang merupakan hasil kerjasama dengan YKAN (Yayasan Konservasi Alam Nusantara) karena berkaitan dengan salah program dari YKAN, yakni tambak SECURE.
Koordinator Site Blue Forest Berau, Syafri mengatakan bahwa Yayasan Blue Forest untuk Daerah Kabupaten Berau tak hanya ada di Kampung Suaran saja tetapi juga ada di Kampung Pegat Batumbuk dan Tabalar Muara.
“Untuk konsep program sendiri itu dari Yayasan Blue Forest, tetapi untuk lokasinya itu sudah ditentukan oleh YKAN, karena lokasi yang dipilih tersebut memang dalam pendampingan,” ucapnya.
Dirinya menuturkan dalam setiap pertemuan ada 12 tema yang telah disiapkan oleh Blue Forest di tiap kampung, dimulai dari persiapan lahan hingga merencanakan model budidaya.
“Salah satunya pembuatan kompos dan mol karena ini merupakan salah satu komponen penting dalam budidaya,” ujarnya.
Dalam menjalankan programnya, Blue Forest mendukung konsep Leisa (Low External Input Sustainable Agriculture), yakni konsep berkelanjutan yang mengutamakan pemanfaatan SDA yang ada di sekitar dan mengurangi ketergantungan pada input eksternal seperti pestisida, pupuk kimia, dan bibit hibrida.
“Konsep ini kita bawa masuk ke dalam tambak uji coba dengan menerapkan perlakuan dengan cara kami sendiri dimulai dari kompos, mol dan segala macam,” tuturnya.
“Adapun tambak pembanding yang dikelola oleh masyarakat kampung sendiri dengan perlakuan mereka, jad tambak inilah yang menjadi pembanding dengan tambak uji coba,” tambahnya.
Dikatakannya bahwa kompos bukan sesuatu yang familiar bagi para petani juga petambak, karena masih banyak dari mereka yang menggunakan bahan kimia dalam pengelolaannya, seperti urea, racun dan bahan kimia lain.
“Maka dari itu kita menyediakan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dan kami berlakukan di tambak uji coba agar mereka percaya bahwa apa yang kami lakukan ini nantinya dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang,” jelasnya.
Syarif berharap program yang disosialisasikan ini nantinya tak hanya sekedar menjadi materi saja, akan tetapi diharapkan dapat terus berlanjut walaupun pembelajaran telah selesai.
“Kami berharap apa yang kami ajarkan sekarang dapat menjadi contoh bagi mereka dalam pengelolaan tambak yang ramah lingkungan, karena kami pun ingin mata pencaharian mereka saat ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan,” tandasnya.
Sufriady Syam yang merupakan Dosen pengampu Mata Kuliah Mikrobiologi Lingkungan UM Berau mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah berkolaborasi dalam kegiatan ini, khususnya kepada Kepala Kampung Suaran, YKAN, Blue forest, dan kelompok tani nelayan Suaran.
Ia mengatakan bahwa adapun alasan dilibatkannya mahasiswa dalam kegiatan ini, salah satunya ialah bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Karena ini merupakan bagian dari integrasi pendidikan dalam model pembelajaran lapangan yg diimplementasikan dalam studi kasus juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, karena ini sebagaimana amanah tri dharma perguruan tinggi,” ucapnya.
Dikatakannya untuk kegiatan seperti ini bersifat insidental, yakni tidak secara tetap atau sewaktu-waktu namun dirinya akan mengupayakan agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin.
“Namun akan coba kita kembangkan dalam kurikulum program studi yang menunjang pencapaian visi UM Berau dalam wawasan konservasi,” ujarnya.
Ia berharap dengan dilibatkannya mahasiswa dalam pembelajaran lapangan seperti ini, dapat menambah wawasan konservasi juga mengetahui caranya berinteraksi langsung dengan masyarakat agar memperoleh ilmu yang bermanfaat dari praktisi lingkungan.
“Saya harap anak-anakku sekalian dapat menjadikan ini sebagai pengalaman berharga dan dapat menunjukkan eksistensi dan peran perguruan tinggi sebagai mitra pembangunan dalam kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Berau,” tuturnya.
Salah satu Mahasiswa Teknik Lingkungan UM Berau, Dewi Ayu menuturkan bahwasanya dirinya sangat senang dan bangga dapat dilibatkan dalam kegiatan pembuatan kompos, mol, dan pakan yang diselenggarakan oleh Yayasan Blue Forest.
“Saya sangat berterimakasih kepada Yayasan Blue Forest juga Bapak Dosen karena dapat dilibatkan dalam salah satu program yayasan blue forest dengan harapan ini nantinya dapat membantu masyarakat dalam pengelolaan tambak yang berkeberlanjutan,” pungkasnya.
Penulis : Dewi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.