KALTIMTARA.ID, BERAU – Upaya memperkuat kapasitas dan peran organisasi perempuan di era transformasi digital kembali ditegaskan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Timur. Melalui kegiatan Advokasi dan Pendampingan Lembaga Penyedia Layanan Kewenangan Provinsi yang digelar di Hotel Grand Parama pada Kamis (14/8/2025), DP3A Kaltim berkolaborasi dengan DPPKBP3A Kabupaten Berau untuk mendorong sinergi lintas sektor demi pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan.
Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten, organisasi perempuan, dan para pemangku kepentingan menjadi pilar penting dalam membangun daerah yang responsif terhadap kesetaraan gender.
“Advokasi dan pendampingan ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan langkah strategis untuk memperkuat pemahaman, meningkatkan keterampilan, serta memastikan keselarasan antara kebijakan daerah dan layanan di lapangan agar lebih optimal, adil, dan inklusif,” ujarnya.
Dirinya menekankan bahwa penguasaan literasi digital kini menjadi kebutuhan mendesak di tengah pesatnya revolusi industri dan kemajuan teknologi. Menurutnya, literasi digital tidak hanya berbicara soal keterampilan teknis tetapi juga kemampuan mengelola informasi secara bijak, aman, dan bertanggung jawab.
“Perempuan memegang peran strategis dalam membentuk ekosistem digital yang sehat dan beretika,” jelasnya.
Namun, ia mengakui masih adanya kesenjangan literasi digital, terutama di wilayah yang belum memiliki akses teknologi memadai. Ketimpangan ini berpotensi membatasi partisipasi perempuan dalam memanfaatkan peluang ekonomi berbasis teknologi. Kehadiran forum ini diharapkan menjadi katalisator untuk mengurangi kesenjangan tersebut sekaligus membuka akses lebih luas bagi perempuan di daerah.
Plt. Asisten II Sekretariat Kabupaten Berau, Warji memberikan apresiasi atas dukungan DP3A Kaltim terhadap penguatan kapasitas perempuan di daerahnya. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Berau melalui DPPKBP3A untuk terus menjalankan program pemberdayaan di berbagai sektor, termasuk pengembangan ekonomi kreatif.
“Perempuan, khususnya para ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Mereka menjadi penentu arah tumbuh kembang dan masa depan generasi. Meningkatkan kualitas perempuan berarti menyiapkan generasi yang cerdas, sehat, berkarakter, dan berakhlak menuju Generasi Emas 2045,” tuturnya.
Kegiatan ini diikuti perwakilan organisasi perempuan dan lembaga penggerak pemberdayaan perempuan dari berbagai tingkatan. Selain menjadi ajang koordinasi, forum ini diharapkan memperkuat jejaring dan menyamakan persepsi dalam membangun daerah yang setara gender dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Penulis : Dewi Ayu
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.