Tragedi Susur Sungai Jawa Barat Telan 11 Jiwa, Syarifatul : Momen Untuk Evaluasi

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Tragedi 11 anggota pramuka yang meninggal dunia saat sedang menjalankan kegiatan susur sungai beberapa waktu lalu di Ciamis, Jawa Barat, cukup menarik perhatian publik. Termasuk Wakil Ketua DPRD Berau yang juga Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Berau, Syarifatul Syadiah

“Kami atas nama Kwarcab, ikut prihatin atas insiden tersebut, tetapi kami yakin bahwa itu juga diluar kendali mereka. Kami berpesan dimanapun berada agar selalu sigap dan selalu mengutamakan keselamatan tentunya,” tutur Syarifatul, Kamis (28/10/2021).

Dirinya menjelaskan, kegiatan pramuka sendiri pada umumnya meningkatkan kualitas SDM, kepedulian sosial hingga meningkatkan kepedulian sosial para anggotanya. Meski demikian, Syarifatul menegaskan bahwa keselamatan anggota pramuka adalah yang utama. .

“Apabila ada unsur yang membahayakan sebaiknya dievaluasi terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi,” ujarnya.

Kejadian tragis tersebut menjadikan Pramuka Kabupaten Berau harus lebih berhati-hati dan akan rutin memberikan pelatihan anggota pramuka dalam hal penyelamatan dan keselamatan dalam berkegiatan pramuka.

“Pelatihan merupakan hal utama yang penting bagi anak-anak di pramuka, khususnya yang berkaitan dengan musibah bencana dan penangan lainnya harus dimodali dengan kemampuan untuk keselamatan dirinya sendiri dan barulah kemampuan menyelamatkan orang lain,” tambahnya.

Syarifatul mengaku, secara bertahap Pramuka Berau akan memberikan pelatihan yang meningkatkan kemampuan dalam melakukan penyelamatan baik bagi individu maupun sesama. Untuk mewujudkannya, Syarifatul mencoba menggandeng Berau Coal. Dirinya mengaku mendapat respon positif dari perusahaan tambang itu.

Dengan adanya kejadian itu, menjadikan Syarifatul lebih berhati-hati memberikan izin kegiatan dengan lebih waspada dalam menyiapkan kegiatan lainnya. Misalnya, melakukan evaluasi dan uji lapangan sebelum kegiatan dilangsungkan.

“Apabila nantinya ditemukan adanya unsur yang membahayakan kami akan langsung membatalkan kegiatan tersebut,” ujarnya.

“Sebaliknya kami akan melakukan kegiatan lain yang pastinya tidak beresiko tinggi menimbulkan bahaya, masih banyak kegiatan di daratan yang lebih aman,” sambungnya.

Hal tersebut dinilai penting untuk diperhatikan, lantaran anak-anak sendiri memiliki jiwa adrenalin yang cukup tinggi sehingga sebagai pembina dirinya menyebut pengawasan harus lebih intens kembali.

“Kita sebagai pembimbing dan orang tua di luar rumah mereka harus memiliki rasa tanggung jawab menjaga mereka, dan jangan ada pembiaran terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan bahaya tentunya,” tandasnya.

Penulis : Seno
Editor : Fairuz