KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB –
Suku Bima merupakan salah satu suku di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bercocok tanam dan membuat kerajinan tenun adalah warisan dari nenek moyang turun menurun dari yang hingga kini terus terpelihara dengan baik.
“Bahkan kain tenun mbojo (kain orang Bima), tembe nggoli (sarung). sambolo (daster) khas suku Bima cukup dikenal di nusantara hingga mancanegara”, katanya Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, saat membuka Musda KKB Kabupaten Berau di Balai Mufakat, Sabtu (19/2/2022).
Kabupaten Berau dihuni berbagai suku dan budaya. Suku Bima memiliki tempat sendiri untuk mengembangkan dan melestarikan adat serta budaya warisan para leluhurnya di tanah Benua ini.
Oleh sebab itu, Bupati meminta kepada KKB Kabupaten Berau untuk senantiasa dijadikan rumah, dan mengharapkan agar dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam rangka mendukung pengembangan infrastruktur di perkampungan, untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat di Berau.
“Saya berharap, KKB dapat menjadi mitra kerja pemerintah dalam menjalankan program kerja, terutama dalam menjaga nilai-nilai budaya luhur sebagai ciri khas bangsa,” tuturnya.
Sehubungan dengan itu Bupati meminta untuk merumuskan program kerja yang lahir adalah program kerja berbasis pemberdayaan masyarakat, penguatan persatuan dan kesatuan dalam upaya merawat keaslian adat istiadat budaya Bima.
“Sehingga nantinya dapat mendukung percepatan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Daerah, dalam rangka mewujudkan Berau Maju dan Sejahtera,” ujar Bupati.
Bupati berpesan agar bermusyawarah dengan tertib yang berlandaskan asas demokrasi. Dan siapapun yang akan terpilih menjadi pemimpin KKB kedepannya, ialah yang pantas menjadi motor penggerak bagi organisasi untuk berperan aktif.
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.