Jadi Desa Mandiri Dengan Produk Unggulan, Kaubun Menuju One Village One Product

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, SANGATTA – Dalam memimpin kecamatan yang dipimpinnya, Camat Kaubun, Riyanto, terus berupaya melakukan terobosan-terobosan sebagai bentuk inovasi pembangunan. Salah satunya dia segera mencanangkan program “One Village One Product”, yaitu satu desa menghasilkan satu produk unggulan. Program ini bakal diimplementasikan di 8 desa yang ada di Kaubun.

“Sebagai upaya menumbuh kembangkan pendapatan perekonomian masyarakat yang pada gilirannya bisa menjadikan desa yang mandiri,” kata Riyanto saat acara tanam padi perdana di Desa Bumi Rapak, Senin (15/11/2021).

Di masing-masing desa nantinya akan difokuskan dengan satu produk unggulan. Untuk menjalankan program ini tentunya melibatkan semua instrumen termasuk masyarakat. Mulai dari proses perencanaan, produksi hingga pemasaran. Sebagai contoh di Desa Pengadan Baru, sasaran produknya adalah tanaman kakao.

Sebab, di Kaubun sudah ada kebun kakao seluas 130 hektare (Ha). Selanjutnya, di Desa Kadungan Jaya akan difokuskan menjadi desa penghasil tanaman hortikultura jenis pisang grecek yang penggunaannya sudah dimulai oleh petani di lahan seluas 30 Ha. Dengan harapan akhir tahun ini sudah bisa dipanen.

Untuk Desa Bumi Etam, akan difokuskan di bidang pelayanan jasa. Karena lokasinya sangat strategis tepat di Jalan Poros Kecamatan Kaubun.

“Disini (Desa Bumi Etam) pusat perekonomiannya, karena banyak ruko serta adanya lapangan futsal yang sudah bisa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes) cukup besar. Serta didukung dengan infrastruktur listrik,” imbuhnya.

Sedangkan untuk sektor peternakan, Riyanto akan memfokuskans di Desa Mata Air. Sebab para peternak di daerah tersebut sudah memulai mengembangkan ternak sapi sebanyak 60 ekor. Desa Bumi Jaya bakal menjadi pusat kuliner dan pariwisata. Sebagai daya dukungnya terdapat kolam renang keluarga serta wisata air yang sudah menghasilkan PADes juga cukup besar.

“Laporan terakhir (Desa Bumi Jaya) sudah mampu menghasilkan PADes sebesar Rp 40 juta per bulan,” katanya lagi.

Riyanto menyebut Desa Ciptakan Graha dan Bumi Rapak menjadi andalan utama pengembangan tanaman pangan berupa padi. Ke depan produk dua desa ini diharapkan mampu menopang kebutuhan beras disebagian besar wilayah Kutim.

Riyanto memastikan bahwa program yang segera dilaksanakan olehnya merupakan penjabaran dari salah satu misi Pemkab Kutim. Yaitu “Mewujudkan Daya Saing Ekonomi Masyarakat Berbasis Sektor Pertanian”. Dengan adanya pemberdayaan masing-masing desa diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Satu yang pasti menurut Riyanto, program kemandirian desa ini tidak akan berjalan dengan baik, apabila tidak adanya dukungan dari semua pihak. Mulai dari pemerintah dan masyarakat, namun juga swasta. Yaitu perusahaan yang berada di wilayah Kecamatan Kaubun.

“Kami berharap ada sentuhan dari semua pihak. Sehingga masyarakat bisa lebih termotivasi untuk segera mewujudkan desanya menjadi lebih mandiri,” tutupnya. (Adv)

Penulis : Tim
Editor : Fairuz