Kabupaten Berau Jadi Teladan Perhutanan Sosial di Kaltim Dengan Kolaborasi Jaga Hutan dan Sejahterakan Petani Kakao

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, JAKARTA – Di tengah tantangan deforestasi yang mengancam hutan alam seluas 2,2 juta hektar, Kabupaten Berau menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keseimbangan antara konservasi dan kesejahteraan masyarakat. Melalui program perhutanan sosial, pemerintah daerah dan masyarakat Berau berhasil mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan, salah satunya melalui budidaya kakao yang kini menembus pasar nasional dan internasional.

Dalam forum Thought Leaders Forum yang diadakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta pada Rabu (12/3/2025), Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengungkapkan bahwa dahulu pembangunan di Kabupaten Berau lebih fokus pada konversi hutan menjadi lahan ekonomi seperti perkebunan kelapa sawit.

“Namun, kini kami menjadi pionir perhutanan sosial di Kalimantan Timur dengan dokumen Integrated Area Development (IAD) yang mengoptimalkan 98 ribu hektar lahan perhutanan sosial,” ujarnya.

Dikatakannya konsep IAD ini memastikan bahwa kekayaan alam hutan tidak hanya dilindungi tetapi juga memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Salah satu implementasinya adalah budidaya kakao di Kampung Merasa.

“Dengan pendampingan dari YKAN, kakao dari perkebunan rakyat kami berhasil menembus pasar nasional,” jelasnya.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Lita Handini menambahkan bahwa strategi pengembangan kakao melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemetaan kawasan, peningkatan produksi, hingga peningkatan kualitas biji kakao.

“Kami juga memberikan fasilitas permodalan, pemasaran melalui kemitraan, hilirisasi produk, promosi, dan pendampingan intensif bagi petani,” ujarnya.

Irmaya Banaweng, petani kakao dari Kampung Merasa menceritakan bahwa usaha kakao di desanya telah ada sejak tahun 1980-an, namun berkembang pesat setelah mendapat pendampingan dari pemerintah dan YKAN.

“Pelatihan Internal Controlling System (ICS) dari YKAN memberikan kami pengetahuan tentang jenis dan kualitas kakao, serta cara pengolahan biji kakao fermentasi menjadi produk bernilai tinggi,” tuturnya.

Upaya peningkatan mutu kakao ini membuahkan hasil gemilang. Kakao Merasa diakui sebagai salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Perancis pada tahun 2021. Dua tahun kemudian, Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74% diluncurkan bersama Pipiltin Cocoa, produsen cokelat premium Indonesia.

“Harga kakao saat ini sedang tinggi, ini momentum untuk meningkatkan kualitas kakao Berau dan kesejahteraan petani,” kata Irvan Helmi, Co-Founder Pipiltin Cocoa.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto menyatakan bahwa Kampung Merasa adalah contoh nyata bagaimana konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan beriringan.

“Kami terus bermitra dengan pemerintah dalam mendukung pembangunan hijau yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama,” ucapnya.

Direktur Program Teresterial YKAN, Ruslandi menambahkan bahwa program ICS membantu petani menerapkan praktik budidaya yang baik, seperti agroforestri.

“Kami ingin membantu petani kakao memiliki mata pencaharian dari pengelolaan hutan berkelanjutan, mendukung kemandirian perempuan, serta melindungi hutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” pungkasnya.

 

Penulis : Dewi

kaltimtara tested

https://superpet.ru/

https://gikom.ru/

https://www.veterinarkliniken.se/

https://www.agenciafunerariatarzan.pt/

https://portaproducts.com/

https://leguasautomoveis.pt/

https://ajap-automoveis.pt/

https://canyonbayboatworks.com/