“Jangan rindu, Berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja” – Dilan 1990.
Kutipan novel Karya Pidi Baiq yang viral di sosial media, saat ini mungkin sering kita temui sebagai gurauan, ide kreatif netizen menggambarkan ada korelasi antara mudik dan rindu terkait larangan mudik.
Sejak pemerintah menetapkan larangan mudik Lebaran 2021 yang berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia, pasalnya, melihat pengalaman tahun lalu setelah libur lebaran 2020 dan libur tahun baru 2021 kasus penyebaran Covid-19 justru Meningkat.
Larangan mudik yang berlaku mulai tanggal 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Di sisi lain, perayaan Idul Fitri adalah salah satu momentum di mana masyarakat Indonesia berlibur ke destinasi wisata bersama keluarga.
Pemerintah menyadari larangan ini akan berdampak pada industri pariwisata. Lalu, bagaimana dampak larangan mudik terhadap Industri Perhotelan di Kaltim?
Dampak adanya penyekatan dan larangan mudik yang diberlakukan secara ketat, membuat tingkat hunian Industri Perhotelan terjun bebas, padahal perhotelan sudah terpukul karena adanya pandemi Covid-19.
Okupansi hotel di Kaltim kembali menurun tajam, sebelum masuk bulan puasa, tingkat okupansi hotel sempat mengalami kenaikan 40-60 persen, namun okupansi kembali menurun tingkat hunian berkisar 20 persen karena penyekatan serentak sebagai bentuk larangan mudik.
Selama Bulan Puasa industri Perhotelan mengalami siklus tahunan Low Session yaitu, momen dimana tingkat hunian hotel umumnya menurun setiap tahunnya, dan tahun ini ditambah lagi dengan larangan mudik membuat angka kunjungan tamu lintas daerah menurun drastis.
Dilansir dari media Tempo.co 13 April 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memprediksi kebijakan larangan mudik pada 6 hingga 17 Mei 2021, akan mendorong peningkatan angka kunjungan wisatawan Nusantara di destinasi-destinasi lokal selama Lebaran 1442 Hijriah.
Sandiaga Uno juga mengatakan, pemerintah akan mempercepat dan mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi supaya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif cepat pulih. Ini juga upaya untuk mendorong para pelaku usaha tetap optimistis di tengah pandemi.
Untuk tetap mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat larangan mudik berlangsung, Sandiaga pun mengimbau masyarakat untuk memilih destinasi yang dekat dengan rumah (StayCation) dengan tetap menerapkan protokol yang ketat.
Senada dengan Menparekraf, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, tidak menampik kemungkinan adanya masyarakat yang beralih berlibur ke hotel untuk StayCation (liburan dekat rumah), hal ini karena adanya larangan mudik.
Prediksi positif dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, terhadap larangan mudik tesebut sudah barang tentu menjadi harapan besar bagi pelaku pariwisata untuk segera bangkit dari keturpurukan. Namun begitu pemerintah seyogyanya memberikan dukungan dan kemudahan kepada Industri Pariwisata, yaitu dengan membuka Destinasi Wisata dan dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.
Meskipun saat ini, pelaku wisata sendiri kesulitan untuk menutup biaya operasional karena sepinya pengunjung akibat dampak penyekatan dan pembatasan. Untuk itu dibutuhkan kebijakan pemerintah agar tetap membuka Destinasi Wisata lokal dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan yang disiplin dan ketat.
Tentu hal ini akan berdampak juga pada sektor lainnya secara global, adanya fasilitas yang saling menunjang, akomodasi yang akan meningkatkan hunian hotel, ketersediaan transportasi ke destinasi wisata, juga tidak ketinggalan kuliner, kerajinan/suvenir dan usaha mikro lainnya, yang dapat menggairahkan kembali Perekonomian Industri Pariwisata dan sejalan dengan tujuan Kemenparekraf untuk mendukung terciptanya Pariwisata yang berkelanjutan (tourism sustainable) yaitu, pariwisata yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi masyarakat lokal dan wisatawan di Bumi Etam Kalimantan Timur.
Diharapkan, tingkat hunian hotel di kaltim akan kembali normal setelah lebaran nanti, karena saat ini penyekatan dan pelarangan mudik yang dilakukan pemerintah tentunya harus didukung untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Namun kini, tidak bisa hanya fokus keluar dari krisis pandemi saja, melainkan juga harus dibarengi dengan menyiapkan strategi bertahan dan peluang pulihnya bisnis hotel di tahun ini. Industri hotel sudah harus tahu bahwa perilaku konsumen serta kebutuhan konsumen sudah berubah, sehingga bisnis model maupun kompetisi pun berubah, dengan adanya pandemi membuat semua perusahaan memiliki waktu yang sama untuk melakukan strategi baru.
Bagaimana dengan Strategi anda?
Penulis : Armunanto Somalinggi – Praktisi Pariwisata
Editor : Tim
224 Comments