Pedagang Durian Pengintimidasi Wartawan Sampaikan Permohonan Maaf

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, SAMARINDA – Kasus pedagang durian yang mengancam seorang wartawan yang sedang bertugas kini telah berakhir damai. Keduanya datang ke Mapolsek Samarinda Ulu, pada Senin (17/5/21), untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Sebelumnya, pengguna sosial media dihebohkan dengan sebuah video ramai beredar di sosial media, mengenai seorang pedagang durian, bernama Asrul Annas (35) yang melakukan intimidasi terhadap wartawan fotografer media cetak harian Kaltim Post, Rama Sihotang (26).

Dari video yang beredar itu, Rama mengatakan saat itu ia sedang bertugas mengambil gambar macetnya arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata, Kota Samarinda, pada Minggu (16/5/21) sore. Tiba-tiba Asrul yang berdagang di daerah tersebut menghampiri, karena merasa tersinggung telah di foto.

Perdamaian terjadi setelah kedua belah pihak dipertemukan di Polsek Samarinda Ulu jelang magrib tadi.

“Saya kesana berniat meliput penyebab kemacetan akibat penjual durian yang berdagang di median jalan. Saat sedang mengambil foto situasi, tiba-tiba dia datang sambil bawa kayu dan ancam akan pecahkan kepala saya,” ucap Rama.

Saat ditanya Rama mengenai izin dagang di wilayah itu, Asrul malah tersinggung dan mengatakan telah mendapatkan izin dari pihak lalu lintas.

“Dia juga sempat ngomong sudah izin sama pihak lalu lintas tapi tidak tahu siapa yang dimaksud. Jelas di daerah itu tertulis rambu dilarang berhenti, saya ambil gambar bukan untuk menjelekkan pedagang,” ucap Rama.

Kapolsek Samarinda Ulu, Zainal Arifin pun memanggil keduanya untuk dimintai keterangan, pada Senin (17/05/21).

“Saat ini sudah kami panggil keduanya, terkait viralnya video Asrul sebagai pedagang durian yang mengancam Rama seorang pewarta,” ujar Zainal.

Menurut Zainal, hal ini dipicu karena pada saat itu Asrul emosinya tidak stabil, sehingga emosinya pun meluap saat mengira Rama akan menjelekkannya yang sedang berdagang.

“Mungkin pada saat itu, emosi Asrul ini sedang memuncak karena berdagang. Sehingga terjadilah seperti itu, sekarang keduanya sudah saya sarankan untuk berdamai. Untuk Aan ini juga sudah meminta maaf atas kejadian itu,” pungkasnya.

Di depan Kapolsek Samarinda Ulu, AKP Arifin Zainal, Kanit Reskrim Iptu Fahrudi, Pembina PKL, H Hamka Betta atau biasa disebut H Pamme, dan para awak media, Asrul mengaku khilaf atas perbuatannya.

“Saya ingin minta maaf kepada kepolisian, masyarakat Samarinda dan rekan-rekan wartawan. Saya berjanji tidak akan mengulangi, saya khilaf,” tutur Asrul.

Penulis: Bayu

Editor: Fairuz