KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Fraksi NasDem, Darlena, menyoroti soal pengaspalan yang ada ditengah kota, Tanjung Redeb.
Selain dirinya, masyarakat pun ikut menyorot soal pengaspalan tersebut. Pasalnya, jalan yang masih bagus, namun tetap dilakukan pengaspalan. Sedangkan banyak jalan yang ada di perkampungan sangat membutuhkan sentuhan.
Ia mengatakan, pembangunan memang penting, tapi jangan terlalu fokus ke perkotaan. Masyarakat kampung juga punya hak yang sama untuk merasakan kemajuan. Terlebih, pembangunan jalan usaha tani dan perikanan.
“Jika bicara dapil saya, tentu masyarakat mayoritas petani dan nelayan. Jika jalan tidak diperhatikan, bagaimana perekonomian mereka,” katanya Darlena kepada Kaltimtara.id, Senin (19/12/2022).
Menurut Darlena, pengaspalan di tengah kota memang memiliki tujuan tertentu dan demi kenyamanan masyarakat. Namun jangan sampai melupakan kebutuhan akses jalan masyarakat kampung juga.
“Semoga hal ini bisa dianggarkan tahun depan,” imbuhnya.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua Komisi III DPRD Berau, Sa’ga mengatakan, dirinya sempat kecewa mengetahui hal tersebut. Karena lebih mementingkan jalan kota yang sebenarnya sudah cukup mulus. Namun, ia mendapatkan penjelasan, alasan pengaspalan kota dilakukan. Sehingga ia cukup memahami kondisi tersebut.
“Saat pemaparan, dijelaskan bahwa itu masuk dalam anggaran perubahan. Jika melakukan perbaikan di jalan kampung tentu transportnya agak sulit yang berkaitan dengan fisik,” jelasnya.
Dikatakannya, mendapat penjelasan tersebut, ia mengaku dari Komisi III DPRD Berau, mau tidak mau harus menerima hal tersebut. Yang jelas, pihak dari Komisi III DPRD Berau, meminta agar tidak dilakukan riggit. Melainkan hanya diaspal.
“Kami dari Komisi III, suka tidak suka, mau tidak mau harus menerima dari penjelasan teknis itu. Ada beberapa titik yang rusak malah tidak diperbaiki, justru yang masih bagus justru diperbaiki,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ini masuk dalam pemeliharaan jalan. Jangan sampai jalan sudah rusak, baru dilakukan perbaikan, tentu akan semakin membengkak biaya perbaikan.
Dirinya berharap, ke depannnya anggaran itu lebih kepada kepentingan masyarakat secara umum, khususnya daerah perkampungan. Terlebih jalan usaha tani yang butuh sentuhan.
“Dengan perbaikan jalan usaha tani, bukannya membantu masyarakat. Itu yang harus diprioritaskan,” tuturnya.
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.