KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis Surigae cenderung bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Namun, keberadaannya tetap memberikan dampak tidak langsung bagi sejumlah provinsi di Tanah Air, termasuk Kalimantan Timur.
Sebelumnya, BMKG mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis dengan kode 94W yang tumbuh di wilayah Samudra Pasifik sebelah utara Papua, yang kemudian terus berkembang menjadi siklon tropis Surigae.
Kepala BMKG Berau Tekad Sumardi menyebut, siklon tropis tersebut membawa dampak perubahan cuaca, bahkan gelombang laut bisa mengalami peningkatan dengan cepat. Wilayah Berau berpotensi mengalami peningkatan curah hujan tinggi.
Selain perubahan cuaca, peningkatan ketinggian gelombang laut diperkirakan mencapai 2,5 meter. Karena itu, Tekad mengingatkan kepada nelayan untuk memperhatikan cuaca terlebih dahulu sebelum melaut. Termasuk kemunculan awan kumulonimbus (CB).
“Kemunculan awan CB bisa berdampak pada kencangnya angin, serta dapat menimbulkan gelombang tinggi. Ini tentu membahayakan bagi nelayan yang nekat melaut saat cuaca buruk seperti saat ini,” ujarnya, Minggu (18/4/2021).
Selain itu, siklon tropis Surigae juga mempengaruhi kecepatan angin. Jika biasanya kecepatan angin di Berau hanya 10 knot, maka bisa mencapat 20 knot. Curah hujan yang tinggi juga menyebabkan beberapa daerah di Berau rawan longsor.
Untuk Kabupaten Berau terutama daerah pesisir, lanjutnya, perlu waspada, sebab curah hujan yang cukup tinggi terjadi saat ini. “Diperkirakan puncaknya terjadi pada 18 April 2021,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin mengatakan, untuk Berau memang ada beberapa kecamatan yang berpotensi mengalami longsor, seperti di Teluk Bayur, Gunung Tabur, Jalan Poros Kelay, dan juga kawasan pesisir Berau mulai Talisayan hingga Bidukbiduk.
“Edaran memang belum ada. Tapi kami sudah koordinasi dengan wilayah tersebut agar waspada,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pesisir Berau banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Ia meminta kepada masyarakat agar mewaspadai kawasan tersebut jika terjadi angin kencang agar tidak menimbulkan korban jiwa.
“Jika terjadi angin kencang beserta hujan, sebaiknya hindari dulu kawasan yang terdapat pohon tinggi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, siklon tropis Surigae ini diperkirakan bergerak dengan kecepatan 10 knot atau 19 kilometer per jam dengan kekuatan 95 knots atau 185 kilometer per jam dengan tekanan 935 hPa.
Dia mengatakan akibat adanya pergerakan dan fenomena siklon tropis tersebut, BMKG memprediksi dampaknya dapat berupa potensi hujan lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di sembilan wilayah.
Berikut sembilan provinsi diminta siaga: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.
“Sehubungan dengan adanya perkembangan informasi mengenai siklon tropis Surigae tersebut, BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan menginstruksikan kepada pemangku kebijakan di kabupaten/kota di wilayah masing-masing agar dapat melaksanakan upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi beberapa dampak dari siklon tropis tersebut,” kata Raditya.
Penulis: Tim
Editor: Tim
4 Comments