slot777

slot

https://duwit.ukdw.ac.id/document/pengadaan/slot777/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/zeusslot/

https://insankamilsidoarjo.sch.id/wp-content/slot-zeus/

https://smpbhayangkari1sby.sch.id/wp-content/slot-zeus/

https://alhikamsurabaya.sch.id/wp-content/slot-thailand/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://smptagsby.sch.id/wp-content/slot-bet-200/

https://lookahindonesia.com/wp-content/bonus-new-member/

https://sd-mujahidin.sch.id/wp-content/depo25-bonus25/

https://ponpesalkhairattanjungselor.sch.id/wp-content/mahjong-slot/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/slot777/

https://sdlabum.sch.id/wp-content/slot777/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://duwit.ukdw.ac.id/document/pengadaan/slot777/

Dirikan Pabrik Kelapa Sawit Cacat Hukum, Masyarakat Gunung Sari Gelar Unjuk Rasa

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Menggunakan ikat kepala kuning, masyarakat beserta pemangku adat Kampung Gunung Sari, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau menggelar aksi Damai di depan Kantor Bupati Berau, pada Jumat (11/6/2021).

Aksi tersebut sebagai bentuk protes warga Segah, khususnya Kampung Gunung Sari, yang menolak keras pendirian salah satu pabrik kelapa sawit di daerahnya.

“Kami berangkat jauh-jauh meminta kepala daerah untuk menemui kami, kami tidak akan masuk ke dalam bangunan megah itu,” ujar Koordinator Lapangan Unjuk Rasa Pemuda Gunung Sari, Rizal.

Rizal menyebutkan, perusahaan sawit tersebut cacat secara hukum. Ia juga berharap agar kepala daerah, Bupati Berau Sri Juniarsih menemui mereka secara langsung di halaman Kantor Bupati Berau.

“Kami menuntut hak kami, meminta perusahaan sawit itu keluar dari kampung kami,” tegasnya.

Lebih lanjut Rizal menjelaskan, isu pendirian perusahaan kelapa sawit itu telah ada sejak awal 2020 lalu, di masa pemerintahan Kepala Kampung Gunung Sari sebelumnya. Dan menurutnya, salah satu anggota wakil rakyat diduga turut memberikan persetujuan atas pembangunan pabrik sawit tersebut.

Pembangunan sempat terhenti. Dari pengakuan pihaknya, pembangunan kembali dilakukan setelah adanya pemimpin daerah yang baru.

“Kami meminta secara hormat, agar kepala daerah menandatangani petisi kami, agar pabrik sawit itu bisa hengkang dari Kampung,” ungkapnya.

Rizal mengungkapkan, pabrik sawit tersebut menjanjikan beberapa keuntungan kepada masyarakat kampung. Tetapi, belum adanya persetujuan kedua belah pihak, perusahaan ternyata telah membuka lahan tanpa adanya kompromi bersama masyarakat Kampung Gunung Sari.

“Kami tidak ingin melanggar protokol (kesehatan). Kami datang ke jalanan mengatasnasnamakan masyarakat, menuntut keadilan,” terangnya.

Jika kepala daerah tidak datang dan menandatangani petisi mereja, lanjut Rizal, mereka menyatakan akan melakukan demonstrasi berkelanjutan.

“Selaku pemangku keputusan, kami ingin Bupati menemui kami, jika Ibu tidak turun, biarkan kami masuk ke dalam gedung untuk menemui orang-orang pintar di sana,” tutupnya.

Unjuk rasa ini dijaga ketat pihak kepolisian dan Satpol PP. Masyarakat Kampung Gunung Sari tidak menerima pertemuan di dalam gedung.

Penulis: Tim

Editor: Fairuz