KALTIMTARA.ID,TANJUNG REDEB –Pada Selasa (1/3/2022), bertempat di Hotel Grand Parama, FORTASBI (Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia) menggelar workshop berbasis Mendorong Kolaborasi Para Pihak Untuk Percepatan Implementasi Standar Minyak Sawit Bekelanjutan Skema ISPO dan RSPO di Kabupaten Berau.
Kegiatan tersebut dihadiri berbagai pihak yang berkontribusi secara langsung kepada perkebunan kelapa sawit.
Sekretaris Dinas Perkebunan Berau, Amran Arief menjelaskan Workshop hari ini dilaksanakan untuk mempercepat implementasi standar minyak berkelanjutan di Kabupaten Berau bersama Fortasbi bersama dan mengundang berbagai perwakilan pengusaha perkebunan kelapa sawit agar ikut dalam workshop ini.
“Mengenai perkembangan usaha kelapa sawit itu momentumnya sekarang sesuai Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2020 tentang pembangunan perkebunan berkelanjutan. Peraturan tersebut berisi mengenai aturan-aturan yang harus dilaksanakan jika ingin melakukan pengembangan komoditas perkebunan. Ada lima komoditas perkebunan yang menjadi unggulan di tingkat Kabupaten, diantaranya kelapa sawit, kelapa galang, lada, kakao dan karet,”jelasnya.
Amran menambahkan, dengan adanya kegiatan saat ini, nantinya akan menggiring masyarakat memanfaatkan lahan yang ada untuk perkebunan, khusunya area dengan tingkat konservasi tinggi melalui SK Bupati.
“Jika di satu lahan peruntukan perkebunan kita temui areal yang bernilai konservasi tinggi maka kita akan berusaha mengamankan areal tersebut. Hal ini sesuai dengan SK Bupati sudah ada kawasan-kawasan peruntukan perkebunan yang mempunyai nilai konservasi tinggi seluas 83.000 Hektar,”ungkapnya lagi.
Diakui, dalam masa Pandemi Covid – 19 seperti saat ini, sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang.
Namun ini tidak terjadi pada sektor perkebunan, karena perkebunan adalah salah satu sektor terbesar di Kalimantan Timur, setelah sektor pertambangan.
“Perkebunan adalah salah satu sektor yang tidak terlalu terdampak pandemic Covid – 19. Karena di Kalimantan Timur sendiri sektor ini termasuk salah satu sektor terbesar setelah pertambangan. Situasi sekarang yang sudah terkontrol ditambah juga Kabupaten Berau sedang berusaha membuat perkebunan kakao membuat sektor perkebunan semakin naik,” ujarnya.
Berdasarkan dari data BPS, memang menunjukan penurunan pada sektor kelapa sawit. Hal itu diakibatkan karena banyak dari masyarakat pengusaha kelapa sawit mengandalkan kemampuan alam untuk mendukung pertumbuhannya.
“Makanya kita gencar untuk sosialisasi tentang pengelolaan perkebunan yang baik dan benar, misalnya pengendalian hama dan pemberian pupuk, karena tanpa pendukung tersebut dapat mengakibatkan hasil produksi menurun,” pungkasnya.
Penulis : Rizal
Editor : Sofi
Leave a Reply