KALTIMTARA.ID, SANGKULIRANG – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur (Kaltim) Sunarto, mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang ketua adalah Wakil Bupati Kasmidi Bulang, terdiri dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, TNI, pihak swasta dan masyarakat. Yang telah solid dan penuh semangat dalam menangani stunting di Kabupaten Kutim. Sehingga Kabupaten Kutim yang sebelumnya peringkat pertama, kini telah berada di peringkat ke tujuh, berkat keras semua pihak terkait.
“Awalnya Kutim ini tertinggi angka stuntingnya di Kaltim. Satu tahun digarap dengan tim yang dikomandani oleh Wakil Bupati, sekarang ada di posisi ke tujuh dari 10 Kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur. Padahal awalnya itu menakutkan, saya tidak meyakini karena luas wilayah Kutim ini. Dan ternyata itu bisa, ketika tim solid, sehingga bisa turun diperingkat ke tujuh sekarang,” ungkap Sunarto bangga, dalam kegiatan Pelayanan KB Gratis Serentak Sejuta Akseptor, dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 30, yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Kecamatan Sangkulirang, Rabu (14/06/2023).
“Alhamdulillah dan mudah-mudahan 2023 ini bisa turun lagi dan di tahun 2024 sesuai dengan target secara nasional yaitu diangka 14 persen,” harapnya.
Terkait dengan data stunting di Kutim yang sekitar 23 persen, agar data tersebut disurvei berapa jumlah orangnya (absolutnya). Ia memberikan contoh, kalau di Provinsi Kaltim 23,9 persen angka stunting, maka jumlahnya ada 68.830 orang.
“Itu (jumlah) dibreakdown (perincian) ke kecamatan, nanti akan ketemu itu angkanya. Satu kecamatan berapa dan kemudian di breakdown lagi ke desa, dan seterus ke RT. Kalau bisa sampai tingkat RT, maka intervensinya akan lebih cepat dan lebih muda,” pesan Sunarto.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan anggaran yang besar spserti dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) kepada desa, maupun APBD, menurunyat akan sangat bisa menurunkan angka stunting. Belum lagin termasuk anggaran dari CSR perusahaandan lainnya, yang bisa digunakan untuk menangani stunting.
“Satu orang dikalikan Rp2,7 juta, maka akan tuntas. Buatkankan makanan yang bergizi dan diskusikan dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas, pastikan makanan itu sampai ke mulutnya,” pungkasnya.
Penulis : Tim
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.