KALTIMTARA.ID, PEGAT BATUMBUK – Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB) aktif berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Dalam praktikum yang dilaksanakan pada Rabu (18/12/2024), mahasiswa melakukan monitoring kondisi mangrove dan pembuatan mikroorganisme lokal (MoL) di Kampung Pegat Batumbuk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Kabupaten Berau yang memiliki sekitar 30% luas mangrove di Kalimantan Timur tengah menghadapi ancaman serius akibat konversi mangrove menjadi tambak. Praktikum ini menjadi langkah penting dalam upaya merancang strategi rehabilitasi mangrove yang efektif, khususnya di kawasan tambak yang menurun produktivitasnya.
Penurunan produktivitas budidaya udang dan bandeng juga menjadi tantangan yang biasanya disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan tambak akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran, dan penggunaan input operasional yang tidak ramah lingkungan. Untuk itu, teknologi ramah lingkungan seperti penggunaan kompos dan mikroorganisme lokal (MoL) menjadi solusi potensial untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya.
Kasi Kesejahteraan Kampung Pegat Batumbuk, Abdullah menyambut baik inisiatif mahasiswa UMB dan berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan.
“Kami berharap mahasiswa dapat menjadi mitra kami dalam melestarikan lingkungan,” ujarnya.
“Dengan harapan kegiatan ini menjadi rutinitas sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata bagi warga Kampung Pegat Batumbuk,” sambungnya.
Dosen Pengampu Mata Kuliah, Sufriady Syam menjelaskan bahwa praktikum ini merupakan bagian dari implementasi rencana aksi Fakultas Teknik dan Konservasi UMB serta upaya memenuhi standar akreditasi lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa.
“Kegiatan ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis dalam bidang konservasi,” tuturnya.
Kampung Pegat Batumbuk dipilih sebagai lokasi praktikum karena merupakan bagian dari program restorasi mangrove yang didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
“Kami memilih Kampung Pegat Batumbuk karena kawasan ini sedang menjalani restorasi ekosistem mangrove untuk mendukung perikanan berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia berharap hasil praktikum ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang konservasi mangrove dan membuka peluang riset lebih lanjut.
“Kami berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Berau,” katanya.
Staf Program Kelautan Kalimantan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Basir mengapresiasi kolaborasi dengan UM Berau dan berharap kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan.
Adapun alasan dibalik kolaborasi kali ini sebab UM Berau adalah salah satu mitra YKAN dalam mengembangkan nilai-nilai konservasi dan restorasi ekosistem mangrove ke dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kolaborasi dengan UMB sangat baik dan kami berharap dapat meningkatkannya di masa mendatang, misalnya melalui riset bersama dan pengembangan kurikulum bermuatan konservasi,” harapnya.
Melalui kolaborasi ini, dirinya berharap mahasiswa dapat menambah wawasan, mempersiapkan diri dan mengambil peran strategis untuk pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Berau.
“Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, mahasiswa dapat berkontribusi dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik,” terangnya.
Dikatakannya hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan program edukasi dan kebijakan pelestarian lingkungan di Kabupaten Berau.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari,” pungkasnya.
Penulis : Dewi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.