Meski Kurang Gula dan Minyak Goreng, Ketahanan Pangan Berau Dinilai Aman

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Ditengah situasi Covid-19 yang masih merebak di Bumi Batiwakkal, Dinas Pangan Kabupaten Berau mengatakan bahwa ketahanan pangan masih aman. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Ketersediaan dan Rawan Pangan, Edi Musfa, pada Jumat (17/9/2021).

“ketahanan pangan ketersediaan cukup, baik dari dalam maupun dari luar,” ujarnya saat ditemui awak media.

Ia menilai, dikatakan bahwa suatu daerah dapat disebut aman dalam ketahanan pangan tidak serta merta begitu saja. Diantara sembilan bahan pokok yang saat ini menjadi 12, Edi menjelaskan perhitungannya melihat pada sektor beras.

Dikatakannya, kebutuhan beras oleh masyarakat Bumi Batiwakkal adalah 24 ribu ton per tahun, dengan rincian 19 ribu ton adalah hasil alam Berau serta impor per tahun kisaran 5 sampai 6 ribu ton per tahun. Bahkan dengan situasi seperti ini, yang menurutnya keadaan sulit masih dapat memanen hingga 19 ribu ton dapat dikatakan aman.

“Sampai Maret 2021 kita sudah panen, nanti sekitar Oktober sudah panen lagi. karena yang bulan ini panen tidak besar, yang besar biasanya Maret dan Februari, kalo bulan ini istilahnya rendengan,” ujar pria ramah tersebut.

“Dengan adanya situasi ini kita masih bisa mencukupi,” lanjutnya.

Selain beras, yang dinilai cukup bahkan berlebih adalah komoditi jagung. Jumlah jagung yang bisa dipanen per tahun sebanyak 72 ribu ton. Jumlah tersebut melebihi 600 persen kebutuhan jagung di Berau yang biasanya hanya 10 ribu ton saja. Oleh sebab itu, Kabid Ketahanan dan Rawan Pangan ini menyebut Bumi Batiwakkal sering mendistribusikan jagung ke luar daerah, diantaranya Surabaya dan Samarinda.

“Hasil jagung kita melebihi kebutuhan. Sebanyak 72 ribu ton, sedangkan kebutuhan kita 10 ribu ton saja, kebanyakan untuk pakan ayam saja. Sisanya dijual keluar, ke Surabaya dan Samarinda,” tambahnya.

Menurutnya, komoditi yang menjadi perhatian adalah minyak dan gula. Karena kedua komoditi tersebut didatangkan dari luar daerah, maka jika terjadi kendala saat pengiriman akan menyebabkan harga keduanya melambung. Hal ini terjadi, lantaran Berau sendiri minim memproduksi kedua bahan pokok tersebut meski dikenal dengan kebun sawitnya yang melimpah.

“Permasalahan kita adalah minyak dan gula, karena kita datangkan dari luar,” tandasnya.

Penulis : Seno
Editor : Fairuz

kaltimtara tested

https://superpet.ru/

https://gikom.ru/

https://www.veterinarkliniken.se/

https://www.agenciafunerariatarzan.pt/

https://portaproducts.com/

https://leguasautomoveis.pt/

https://ajap-automoveis.pt/

https://canyonbayboatworks.com/