KALTIMTARA.ID, JAKARTA – Pembicaraan siapa calon pengganti Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali memanas. Padahal, Kongres partai berlambang banteng ini akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang.
Sejumlah nama yang berasal dari trah Sukarno mulai bermunculan. Satu diantaranya yakni Puan Maharani Nakshatra Kusyala atau yang lebih sering disapa Puan Maharani. Merupakan politikus perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), lahir di Jakarta pada 6 September 1973.
Puan merupakan anak dari pasangan Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas. Puan lebih dahulu dilihat aktif di jalur politik, hingga sekarang memimpin DPR RI.
Calon berikutnya ialah Prananda Prabowo. Prananda Prabowo bernama lengkap Muhammad Prananda Prabowo. Dia adalah putra kedua Megawati dari suami pertamanya, Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso. Prananda atau Nanan masih dalam kandungan saat ayahnya wafat dalam kecelakaan pesawat Skyvan T-701 di Biak, Papua Barat, pada 1970. Ia lahir pada 23 April 1970.
Dibandingkan adiknya, Puan Maharani, jejak Prananda di jalur politik jarang tampak. Prananda dikenal sebagai ‘tokoh misterius’ atau ‘man behind the door’.
Dalam dunia politik Prananda sering terlibat dalam penyusunan pidato sang ibu, Megawati Soekarnoputri. Namun dengan merendah, Prananda mengungkap pidato tersebut disusun sesuai arahan ibunya. Prananda membantu mencarikan kutipan pidato-pidato Bung Karno, kakeknya.
“Misalnya, Ibu ingin mendapatkan kutipan Bung Karno, namun beliau lupa kutipan itu ada di buku apa. Karena saya termasuk banyak memiliki koleksi buku-buku Bung Karno, saya membantu mendapatkan kutipan tersebut,” katanya.
M. Qodari selaku pengamat politik mengungkapkan, jika Puan dan Prananda merupakan bagian dari burung Garuda yang tidak dapat terpisahkan di tubuh PDIP.
“Mereka seperti Burung Garuda saling melengkapi. Puan cendrung pragmatis karena berada di sisi pemerintah. Prananda Prabowo penjaga idealisme PDI P,” ujarnya.
Menurut pakar politik lainnya Hendri Satrio, sangat sulit mengganti kepemimpinan Megawati.
“Sangat sulit mengganti Megawati jika masih dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Sumber: detikcom
