slot777

slot

https://duwit.ukdw.ac.id/document/pengadaan/slot777/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/zeusslot/

https://insankamilsidoarjo.sch.id/wp-content/slot-zeus/

https://smpbhayangkari1sby.sch.id/wp-content/slot-zeus/

https://alhikamsurabaya.sch.id/wp-content/slot-thailand/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://smptagsby.sch.id/wp-content/slot-bet-200/

https://lookahindonesia.com/wp-content/bonus-new-member/

https://sd-mujahidin.sch.id/wp-content/depo25-bonus25/

https://ponpesalkhairattanjungselor.sch.id/wp-content/mahjong-slot/

https://mtsnupakis.sch.id/wp-content/slot777/

https://sdlabum.sch.id/wp-content/slot777/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://duwit.ukdw.ac.id/document/pengadaan/slot777/

Ardiansyah sebut Stunting Bukan Penyakit Tapi Harus Diwaspadai

Subscribe Youtube KALTIMTARA NEWS

 

KALTIMTARA.ID, SANGATTA – Stunting atau keterlambatan pertumbuhan merupakan masalah gizi kronis yang sering terjadi pada anak-anak di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dapat dikenali ketika anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan normal yang seharusnya dimiliki oleh anak pada usia yang sama.

Di Kutai Timur (Kutim) sendiri angka stunting sempat meroket hingga capai 27,4 persen dan kala itu memposisikan Kutim sebagai daerah dengan prevalensi stunting tertinggi (22,9 hampir 23 persen) di Kalimantan Timur (Kaltim). Seiring berjalannya waktu, serta melalui upaya-upaya yang digenjot Pemkab Kutim kini angka stunting tersebut berhasil ditekan hingga 24,7 persen.

Berkat gencarnya kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, para Tim Pendamping Keluarga (TPK), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), serta stakeholder lainnya. Kini Kutim berhasil turun di posisi ke-4 (Se Kaltim). Terlepas dari pencapaian itu, Pemkab Kutim optimis angka tersebut dapat turun lagi hingga 20 persen dan pada 2024 mendatang dan bisa tembus di 14 persen.

Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman, dalam sambutannya mengatakan stunting bukanlah suatu penyakit, namun tetap harus diwaspadai dan dapat dicegah sedari dini.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang sudah dikerjasamakan di kabupaten antara Kemenag dan Dinas Kesehatan yang selalu memberikan kesempatan kepada petugas kesehatan untuk menyampaikan pembekalan pada saat sang calon pengantin mempersiapkan dirinya (secara kesehatan) untuk jadi sebuah pasangan suami-istri, sehingga dapat tercipta pasangan serta keturunan yang berkualitas,” bebernya saat ditemui usai membuka Rapat kerja cabang (Rakercab) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Kutai Timur ke-2 di Pelangi Room, Hotel Royal Victoria, Sangatta Utara, Sabtu (04/6/2023) kemarin.

Lebih jauh, orang nomor satu di Kutim menyebut, sudah ada program dari Pemerintah yaitu Indonesia terbebas dari stunting di 2035 mendatang. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan terus berjibaku dengan semua stakeholder yang ada untuk mengani dan mencegah stunting.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani menjelaskan, pada periode emas anak atau 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa-masa yang sangat krusial. Lebih lanjut, ia mengatakan pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan terutama otak telah mencapai 80 persen dan sebagai penentu tingkat intelegensi tiap individu, tentu saja perkembangan otak ini harus diperhatikan.

“Makanya Pemerintah berharap mulai sekarang mau mengintervensi stunting itu. Dimulai dengan peran teman-teman terutama bidan tadi. Karena mereka berperan besar dalam mendampingi kesehatan ibu dan anak. Bahkan, mulai dari persiapan calon pengantin pun mereka (bidan) juga andil dalam mengintervensi hal ini, termasuk 3 bulan sebelum menikah tentang persiapan hamil mereka (calon pengantin) sudah harus dibekali,” terang mantan Direktur RSUD Kudungga Sangatta ini.

Penulis : Tim